regional

Motif Jawa Hokokai, Batik Indonesia dengan Gaya Jepang

Penulis Ashila Syifaa
Oct 31, 2022
Motif Jawa Hokokai, Batik Indonesia dengan Gaya Jepang
ThePhrase.id - Kekayaan batik dan motifnya tidak hanya berhenti di motif tradisional yang menggambarkan budaya daerah masing-masing namun juga dapat dilihat dari motif yang dipengaruhi oleh budaya luar. Salah satunya adalah Motif Jawa Hokokai yang memiliki gaya Jepang.

Indonesia sempat dijajah oleh Jepang di mana mereka membawa budayanya masuk ke Indonesia di antaranya melalui kain yang menghasilkan batik Hokokai. Batik tersebut merupakan akulturasi dari budaya Jepang dan Indonesia.

Lahirnya batik ini bermula dari masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945 di pesisir utara Jawa lebih tepatnya di Kedungwuni, Pekalongan sehingga dapat dikategorikan sebagai batik pesisir. Uniknya lagi nama Hokokai berasal dari nama organisasi resmi bernama Jawa Hokokai yang berarti Himpunan Masyarakat Kebaktian Jawa.

Batik Pagi-Sore Jawa Hokokai. (Foto: Museum Batik Indonesia)


Pada masanya batik tersebut diciptakan untuk mempersembahkan kepada penguasa baru yaitu Jepang. Selain itu, batik Hokokai juga dibuat dengan menyelaraskan motif dan ornamen sesuai dengan masyarakat Jepang seperti Kimono.

Batik ini dibuat dengan motif pagi-sore atau satu kain untuk dua desain. Kemudian memiliki motif  bunga sakura, peony, anggrek  dan krisan dengan isen-isen yang detail, dilengkapi motif parang dan kawung serta pinggiran yang biasanya ditemukan pada kimono yang disebut Susimoyo.

Dahulunya, motif batik Hokokai ini terkenal digunakan oleh kalangan menengah ke bawah atau yang kurang mampu. Meskipun demikian, pembuatannya membutuhkan ketelitian dan detail yang cantik, karena motif pagi-sorenya yang satu kain memiliki dua motif disebut menghemat biaya untuk membeli kain. Dengan menggunakan salah satu sisinya akan terkesan seperti memiliki kain yang berebeda.

Jawa Hokokai
Batik Hokokai. (Foto: Himade UNPAD)


Namun saat ini Batik Jawa Hokokai menjadi salah satu batik yang prestisius dan berkualitas premium. Hal tersebut karena proses pembuatannya yang eksklusif dan membutuhkan ketelitian yang tinggi karena detail motifnya yang bisa dibilang rumit.

Satu potong kain batik memiliki harga mulai dari Rp 2 jutaan hingga Rp 5 juta. Besaran harga tergantung dengan kerumitan dari motif batiknya. Selain itu, akan lebih mahal lagi jika keseluruhan proses kainnya menggunakan tangan. [Syifaa]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic