trending

MRT Dinilai Mahal, Presiden Jokowi Dorong Pemda Bangun ART

Penulis Nadira Sekar
Jun 06, 2024
Foto: MRT Jakarta (dok. MRT Jakarta)
Foto: MRT Jakarta (dok. MRT Jakarta)

ThePhrase.id - Presiden Joko Widodo mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan transportasi publik yang lebih ekonomis. Hal ini disampaikannya saat meresmikan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII Tahun 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (4/6/2024).

Menurut Presiden Jokowi, transportasi publik yang lebih murah tersebut adalah ART atau Autonomous Rapid Transit. Ia menjelaskan bahwa ART tidak menggunakan rel melainkan magnet, yang membuat biaya pembangunannya jauh lebih rendah. 

Sebagai perbandingan, pembangunan MRT membutuhkan biaya sekitar Rp1,1 triliun per kilometer dan kini mencapai Rp2,3 triliun per km. Transportasi publik lainnya seperti Light Rail Transit (LRT) juga memakan biaya tinggi, meskipun lebih murah dibandingkan MRT, yaitu sekitar Rp600 miliar per kilometer. Sementara itu, Presiden menyebut bahwa kereta cepat bahkan lebih murah dibandingkan subway, dengan biaya Rp780 miliar per kilometernya.

MRT Dinilai Mahal  Presiden Jokowi Dorong Pemda Bangun ART
Foto: Presiden Jokowi tinjau proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2A, di Stasiun MRT Monas, Jakarta, Jumat (15/12/2023). (dok.Humas Setkab/Agung)

Oleh karenanya, presiden mendorong pemerintah daerah untuk mempertimbangkan pembangunan ART jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mencukupi.

"Nah ini jauh lebih murah. Nanti kalau ada APBD punya kemampuan, tolong berhubungan dengan Pak Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," tutur Jokowi dilansir dari Kompas.com.

Ia juga menambahkan bahwa skema pembiayaan bisa didiskusikan, apakah melalui skema campuran dengan bantuan APBN atau skema lain, misalnya pembagian 50:50 antara APBD dan APBN.

Jokowi menekankan pentingnya pengembangan transportasi publik untuk mengatasi potensi kemacetan di masa depan. Menurutnya, pada tahun 2045, sebanyak 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan, sementara pada tahun 2058, sebanyak 80 persen penduduk dunia akan tinggal di perkotaan.

"Kalau tidak (ada transportasi publik), 10 - 20 tahun akan datang semua kota akan macet. Nggak percaya? Kita lihat nanti kalau kota-kota enggak siapkan diri mengenai transportasi massalnya," jelas dia. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic