leader

Muhaimin Iskandar, Politisi dengan Latar Belakang Pesantren

Penulis Firda Ayu
Oct 08, 2022
Muhaimin Iskandar, Politisi dengan Latar Belakang Pesantren
ThePhrase.id - Abdul Muhaimin Iskandar atau biasa dikenal publik dengan panggilan Cak Imin atau Gus Imin merupakan politisi Indonesia dengan latar belakang keluarga pesantren.

Ia lahir di Jombang, 24 September 1966. Ayahnya adalah Muhammad Iskandar yang merupakan guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma’arif, Jombang. Darah pesantren juga mengalir dari kakek Cak Imin yaitu K.H. Bisri Syamsuri, pendiri Nahdatul Ulama (NU) yang juga merupakan kakek dari Presiden Abdurrahman Wahid.

Muhaimin Iskandar (Foto: wikimedia)


Dilansir beritadiy, Cak Imin memiliki latar belakang pendidikan S1 Ilmu Syariah di Institut Agama Islam Negeri Yogyakarta dan S1 Ilmu Sosial di Universitas Gajah Mada. Karena kecintaannya pada bidang jurnalis serta sosial ia kemudian melanjutkan pendidikan masternya dalam bidang Manajemen Komunikasi di Universitas Indonesia.

Sejak duduk di bangku kuliah, Muhaimin Iskandar telah aktif dalam berbagai diskusi serta pergerakan mahasiswa. Cak Imin sempat tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan LKSI (Lembaga kajian Islam & Sosial).

Ia juga merupakan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sempat ditunjuk sebagai ketua cabang PMII Yogyakarta pada tahun 1994-1997.

Kiprah Muhaimin Iskandar dalam bidang politik dimulai bersamaan dengan lahirnya Era Reformasi. Cak Imin bersama berbagai tokoh NU termasuk Presiden keempat Indonesia, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB pada tahun 1998.

Ia kemudian ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal dalam PKB hingga didaulat menjadi anggota DPR RI dari partai PKB pada tahun 1999. Dalam lembaga legislatif ini, Cak Imin yang baru berusia 33 tahun terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI 1999-2004 menjadikannya pimpinan termuda yang pernah ada di DPR saat itu.

Karier dalam dunia politik terus melonjak hingga ia berhasil menduduki jabatan puncak di PKB dengan menjadi Ketua Umum pada tahun 2005. Ia juga kembali terpilih sebagai anggota DPR serta Wakil Ketua DPR RI periode 2004-2009.

Muhaimin Iskandar kemudian ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) periode 2009 hingga 2014.

Muhaimin Iskandar (Foto: youtube/DPR RI)


Dilansir merdeka.com, selama menjadi Menakertrans, Cak Imin berharap agar semua pihak tidak lagi menggunakan istilah outsourcing karena istilah tersebut sangat kabur. Ia juga memperjuangkan nasib para TKI yang dianiaya.

Cak Imin sempat melayangkan protes terkait peristiwa pemerkosaan TKW oleh oknum kepolisian Malaysia. Ia melalukan pendampingan kepada warga Indonesia yang bekerja di Malaysia juga pengacara.

Dengan berbagai pencapaian politiknya, Muhaimin Iskandar kembali ditunjuk sebagai Ketua Umum PKB periode 2019-2024.

Sebagai pimpinan PKB, nama Cak Imin digadang-gadang maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Ia juga merupakan pihak yang mendukung agar pilpres diikuti lebih dari 2 pasangan calon.

Dilansir Kompas, Cak Imin juga telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden, namun hal ini dianggap oleh Partai Gerindra sebagai cara Partai PKB untuk menaikkan “harga jual” partai dan menaikkan nama Cak Imin di mata parpol dan publik.

Statemen ini sejalan dengan elektabilitas Cak Imin yang memang masih rendah. Dilansir Kumparan, dalam sejumlah survei elektabilitasnya masih di kisaran 3% hingga 0%. Tak hanya itu, namanya juga belum masuk dalam 10 besar kandidat capres potensial dalam survei Poltracking Indonesia.

Posisi tiga teratas dalam Calon Presiden Potensial masih dipegang oleh Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. [fa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic