leader

Muhammad Agung Saputra, CEO Surplus Indonesia yang Masuk Forbes 30 Under 30 Asia 2024

Penulis Firda Ayu
Jun 23, 2024
(Foto: instagram.com/agungqillah)
(Foto: instagram.com/agungqillah)

ThePhrase.id - Kebingungan menyelamatkan sisa makanan? Tak perlu khawatir karena Muhammad Agung Saputra punya solusinya. Ia mendirikan Surplus Indonesia, sebuah aplikasi yang bisa membantu pengusaha menyelamatkan sisa makanan mereka.

Ketertarikan Agung untuk membantu mengatasi masalah food waste datang dari kisahnya yang sempat menghabiskan masa kecilnya selama 10 tahun di Jayapura, Papua. Melalui Media Keuangan Kementrian Keuangan, Agung bercerita bahwa ia merasakan perbedaan baik dari segi pendidikan maupun kesediaan pangan di Papua dibandingkan saat ia melanjutkan pendidikan SMA di Jawa.

Jika produk di Jawa cenderung melimpah, di Papua bahkan Agung melihat adanya potensi kerentanan pangan. Ancaman ketahanan pangan ini tentu akan makin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi, apabila tidak dibarengi dengan perubahan perilaku dalam mengelola makanan.

Kepedulian Agung akan hal ini makin bertambah pasca ia mempelajari tentang sustainability di bangku kuliah saat ia berkuliah di S1 Biologi Institut Teknologi Bandung. Hal ini juga mendorongnya mempelajari tentang teknologi lingkungan di Imperial College London.

Berangkat dari permasalahan ini, Agung menerapkan background yang ia miliki dan mencoba memikirkan solusi terbaik terkait sampah makanan yang memiliki kerugian yang sangat besar. 

Di Indonesia sendiri Bappenas melalui kajian yang dirilis tahun 2021 menyebut terdapat 23 - 48 juta ton makanan yang terbuang sia-sia tiap tahunnya dengan kerugian yang ditaksir mencapai Rp213 - 551 triliun per tahun.

Awal Mula Surplus

Muhammad Agung Saputra  CEO Surplus Indonesia yang Masuk Forbes 30 Under 30 Asia 2024
Aplikasi Surplus Indonesia buatan Muhammad Agung Saputra (Foto: Canva/by bit245 from Getty Images, Canva/by Touchr & Aplikasi Surplus Indonesia)

Menyadari pentingnya permasalahan sampah makanan, Agung kemudian mendirikan komunitas kecil di awal tahun 2020 untuk menyuarakan anti food waste di car free day area Thamrin setiap minggunya. 

Namun, hadirnya pandemi membuat Agung kembali memutar otak agar idenya tetap berjalan hingga hadirlah ide bisnis Surplus. Ide ini juga muncul akan banyaknya pengusaha yang mengalami overstock saat masa PSBB dan PPKM saat pandemi.

Setelah menggodok ide bisnisnya selama kurang lebih satu tahun, Agung berhasil meluncurkan aplikasi penyelamat makanan pertama di Indonesia bernama Surplus ke publik di pertengahan 2021. Dengan aplikasi penyelamat makanannya ini, Agung menggandeng hotel, mal, hingga para petani untuk menjual kelebihan stok makanan yang mereka miliki dengan harga murah.

Beberapa partner ternama yang telah digandeng oleh Surplus, yaitu Marriot International, Sarinah, Sari Roti, Sunpride, hingga dukungan dari pemerintahan seperti dari Badan Pangan Nasional dan Kemenparekraf.

Melalui inisiatifnya ini, Agung berhasil menyelamatkan lebih dari 100 ribu ton makanan dengan total nilai ditaksir mencapai Rp2,2 miliar. Jika awalnya baru beroperasi di sekitar Jakarta, kini Agung telah berhasil melebarkan pengaruh baik Surplus hingga ke area Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Bali, hingga Surabaya.

Berhasil menerima pendanaan dari Salam Pacific Indonesia Lines, Agung juga mendapatkan pengakuan dengan masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024 pada kategori Consumer Technology. [fa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic