leader

Muhammad Yusri, Penyelamat Penyu di Pesisir Barat Sulawesi

Penulis Rahma K
Jan 24, 2022
Muhammad Yusri, Penyelamat Penyu di Pesisir Barat Sulawesi
ThePhrase.id – Muhammad Yusri adalah seorang pemuda dari Dusun Mampir, Desa Galeso, Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Ia juga merupakan seorang pelestari dan penyelamat telur penyu dari perdagangan.

Upaya ini ia lakukan karena penyu merupakan hewan dilindungi yang populasinya makin berkurang. Perdagangan telur penyu ini merupakan salah satu alasannya. Dan juga, terdapat 7 spesies penyu yang terkategori sebagai hewan langka.

Bahkan, dari 7 spesies tersebut, 6 di antaranya hidup di Indonesia. Seperti penyu hijau, penyu belimbing, penyu tempayan, penyu pipih, penyu sisik, dan penyu lekang. Tiga di antaranya, yakni penyu lekang, sisik, dan hijau terdapat di Pantai Mampie.

Muhammad Yusri. (Foto: Instagram/sahabat_penyu)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, penyu jmerupakan salah satu hewan yang dilindungi. Ini artinya, segala bentuk perdagangan penyu dalam berbagai kondisi dilarang di Indonesia.

Sayangnya, di Pantai Mampie dekat tempat tinggalnya, telur penyu banyak diperdagangkan oleh warga. Terdapat kepercayaan bahwa mengkonsumsi telur penyu membawa berbagai manfaat kesehatan. Padahal, hal tersebut tidak terbukti.

Yusri mendirikan sebuah pelestarian penyu di daerah Pantai Mampie yang diberi nama 'Sahabat Penyu' pada tahun 2016. Tetapi, aksi menyelamatkan penyu dari perdagangan telur telah ia lakukan sejak tahun 2013.

"Saya melakukan ini murni karena kepedulian saya terhadap pelestarian lingkungan dan khususnya penyu. Karena dari tahun ke tahun hampir semua penyu yang mendarat untuk bertelur tidak ada yang bisa selamat jadi tukik. Semuanya diambil oleh orang lalu dikonsumsi bahkan dijual," ujar Yusri, dilansir dari laman Klikhijau.

Aksi yang ia lakukan adalah ‘membeli’ telur penyu dari warga yang mengambil telur-telur tersebut. Tetapi karena diksi ‘membeli’ dilarang dalam konservasi penyu, maka ia mengakalinya dengan ‘mengadopsi’ telur-telur penyu tersebut.

Sahabat Penyu. (Foto: Instagram/yusri_mampie)


Konsep adopsi ini merupakan terobosan untuk mengakali telur-telur penyu yang telah diperjualbelikan. Para pengadopsi adalah orang-orang yang sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan penyu dan membiayai operasional pengadopsian.

Setelah diadopsi, telur-telur penyu tersebut akan dilepasliarkan setelah menetas. Pengadopsi juga diundang ketika telur penyu tersebut dilepasliarkan ke alam bebas. Mereka pada umumnya membawa rombongan sekaligus berekreasi di pantai.

"Awalnya respon masyarakat terhadap aksi ini kurang baik. Bahkan, apa yang saya lakukan itu dianggap hal yang sia-sia. Tapi justru saya menganggap itu adalah cambukan bagi saya agar semakin giat melestarikan penyu," tutur Yusri.

Warga sekitar lama-lama terbangun kesadarannya untuk ikut serta melestarikan penyu. Dengan bertambahnya pengunjung, maka ekonomi daerah sekitar juga meningkat. Hal ini menjadi suatu peralihan dari perdagangan telur penyu menjadi ekonomi pendukung konservasi tersebut.

Muhammad Yusri. (Foto: Instagram/yusri_mampie)


Kini, meski perdagangan telur penyu masih ada di dunia, tetapi di daerah Mampie hal ini sudah sulit ditemukan.

Selain melepasliarkan tukik, Yusri juga rajin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, anak-anak, dan juga mahasiswa tentang pentingnya penyu bagi ekosistem laut yang mana berdampak bagi manusia. Sejak dini, anak-anak sebaiknya diedukasi tentang lingkungan tempat tinggalnya. Terutama yang tinggal di dekat pantai yang mana menjadi habitat banyak hewan laut seperti penyu.

Berkat upayanya dalam melestarikan penyu selama bertahun-tahun, di tahun 2021, Yusri dinominasikan dan berhasil meraih penghargaan Kalpataru. Sebuah apresiasi tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada tokoh-tokoh lingkungan di berbagai belahan Indonesia. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic