religion

MUI Serukan Bantu Korban Bencana Sumatra

Penulis Zuhri Ibrahim
Dec 01, 2025
Potret kondisi banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi di Kabupaten Aceh Tenggara sejak Minggu (23/11). (Foto: BPBD Kabupaten Aceh Tenggara)
Potret kondisi banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi di Kabupaten Aceh Tenggara sejak Minggu (23/11). (Foto: BPBD Kabupaten Aceh Tenggara)

ThePhrase.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau dan mengajak seluruh umat Islam Indonesia untuk membantu dan meringankan beban korban banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Bantuan bisa berupa harta, tenaga, doa, atau semua hal yang bisa diberikan untuk meringankan beban hidup para korban.

Hal ini disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Penanggulangan Bencana KH Mabroer MS. Dia juga menyerukan agar semua elemen masyarakat segera melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan petugas untuk memberikan bantuan.

Kiai Mabroer, demikian panggilan akrabnya, menilai koordinasi dan konsolidasi sangat penting untuk membantu para korban, seperti mendirikan dapur umum, memberikan peralatan sekolah, memberikan kebutuhan dapur, mandi dan tidur untuk para korban.

Imbauan yang disebut MUI sebagai Mauidhah Hasanah, tertuang dalam “mauidhah” tertulis, yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Cholil Nafis dan Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan, tertanggal 30 November 2025. Terdapat tujuh poin imbauan MUI kepada umat Islam Indonesia. 

Kiai Cholil: 9 Kriteria Keagamaan Islam Wasathiyah Penting Kita Terapkan
Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH. Cholil Nafis. (Foto: mui.or.id)

Pertama, umat Islam diimbau untuk melaksanakan shalat ghaib dan membaca doa qunut nazilah untuk korban bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan daerah lainnya.

Kedua, memanfaatkan masjid, mushalla, dan pondok pesantren, sekolah di daerah yang tidak terkena dampak musibah banjir dan tanah longsor di daerah tersebut sebagai sentral penanganan darurat bagi korban banjir dan tanah longsor seperti untuk pengungsian sementara, trauma healing, psikososial, dan muhasabah untuk berdzikir atas musibah yang terjadi.

Ketiga, menyeru kepada para dai, khatib, penceramah, dan guru ngaji agar pro aktif menyebarkan materi dakwah melalui media sosial dan mimbar Jumat yang menenangkan dan menguatkan jiwa di tengah musibah banjir dan tanah longsor.

Keempat, memberikan apresiasi kepada pemerintah Pusat dan daerah setempat seperti Gubernur dan Bupati/Walikota yang telah menangani musibah banjir dan tanah longsor secara komprehensif dan taktis seperti evakuasi korban, menyegerakan bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan tenda hunian sementara untuk masyarakat yang tertimpa musibah.

Kelima, untuk seluruh umat Islam, bantuan dapat disalurkan melalui BAZNAS, Ormas Ialam sebagai bentuk solidaritas dan empati kemanusiaan yang bernilai ibadah di sisi Allah Swt.

Keenam, mengimbau seluruh umat Islam yang tertimpa musibah bencana untuk bersabar dan tetap menjaga ibadah shalat lima waktu sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dengan mengikuti panduan fiqih shalat.

Ketujuh, mengimbau kepada para pelaku usaha agar mematuhi peraturan dan perundang-undangan untuk menjaga ekosistem alam yang dapat mencegah agar tidak terjadinya perusakan hutan yang dapat menyebabkan longsor, banjir, dan lain-lain. 

Demikian dikutip dari mui.or.id (MUI digital), tanggal 30 Nopember 2025. (Z. Ibrahim) 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic