regional

Mulai Tahun Depan, Pemerintah akan Terapkan Transaksi QRIS di Seluruh Pasar Tradisional Jakarta

Penulis Ashila Syifaa
Oct 29, 2025
Ilustrasi pengunaan QRIS untuk transaksi. (Foto: Corelens via Canva/Shreshth Sharma)
Ilustrasi pengunaan QRIS untuk transaksi. (Foto: Corelens via Canva/Shreshth Sharma)

ThePhrase.id – Mulai tahun 2026, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk menetapkan sistem pembayaran non-tunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di seluruh pasar tradisional di ibu kota. 

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan bahwa hal ini merupakan upaya untuk mengembangkan transaksi digital menggunakan QRIS untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta memperkuat keamanan di lingkungan pasar.

Program yang termasuk dalam digitalisasi pasar ini tak hanya menjadi upaya untuk meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga untuk menekan angka kriminalitas, seperti pencurian dan pencopetan yang sering terjadi di lingkungan pasar.

Menurut Pramono, ketika pedagang dan pembeli mulai menggunakan QRIS, potensi tindakan kriminal seperti pencopetan maupun premanisme di pasar dapat berkurang signifikan.

 “Ketika saya menggagas digitalisasi di pasar, salah satu hal utama adalah membuat masyarakat lebih mudah berbelanja tanpa perlu membawa uang tunai. Sekarang secara signifikan terjadi pengurangan orang yang membawa uang cash,” ujar Pramono usai membuka Jakarta Economic Forum (JEF) 2025 di Plaza Tenggara, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu (25/10).

Pramono menegaskan, Pemprov DKI Jakarta akan terus memperluas penerapan sistem pembayaran digital ke seluruh pasar di ibu kota dengan menggandeng perbankan. Saat ini seluruh pasar juga telah menjalin kemitraan dengan bank binaan yang siap mendukung transformasi transaksi digital. 

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Iwan Setiawan menyambut baik inisiatif Gubernur Pramono dalam pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). 

Ia menilai, langkah tersebut sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam memperluas ekosistem pembayaran nontunai.

Program tersebut didukung keterlibatan lembaga seperti Bank Indonesia (BI), yangmendorong lomba digitalisasi pasar dan inovasi pembayaran serta pencatatan transaksi digital di pasar-pasar tradisional. 

Meski target penerapan secara penuh tahun depan sudah dicanangkan, masih terdapat tantangan di lapangan. Literasi digital pedagang dan kestabilan jaringan internet di beberapa pasar masih menjadi hambatan utama dalam mempercepat adopsi sistem QRIS. 

Meskipun begitu, berbagai pihak optimis bahwa momentum ini akan membawa perubahan nyata dalam mekanisme transaksi di pasar rakyat Jakarta, dari sistem tunai ke mekanisme digital yang lebih efisien, aman, dan tercatat.

Dengan kebijakan ini, pasar tradisional Jakarta tidak hanya akan menjadi ruang transaksi fisik biasa, tetapi juga bagian dari ekosistem ekonomi digital yang modern dan inklusif. [Syifaa]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic