ThePhrase.id - Dalam aksi massa pada Sabtu (30/8) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Museum Bagawanta Bhari milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri yang terletak di belakang gedung DPRD Kabupaten Kediri menjadi sasaran penjarahan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Museum tersebut tidak hanya mengalami kerusakan parah, tetapi juga kehilangan sejumlah artefak dan benda peninggalan budaya bernilai tinggi.
Museum Bagawanta Bhari merupakan museum yang bertujuan untuk melindungi dan menyelamatkan benda cagar budaya di Kabupaten Kediri.
Museum ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah, khususnya dari Kerajaan Kediri, serta koleksi kepurbakalaan Kabupaten Kediri, termasuk prasasti kuno dan arca Hindu-Buddha. Barang cagar budaya yang tedapat di museum ini antara lain Arca Ganesha, Arca Nandi, Arca Tokoh, dan masih banyak lagi.
Beberapa barang peninggalan tersebut tak hanya hilang dijarah massa bahkan ada beberapa yang kondisinya sudah rusak.
Dalam insiden penjarahan tersebut terdapat koleksi artefak yang hilang antara lain:
Kehilangan barang cagar budaya ini bukan hanya sekadar kerugian materi, tetapi juga hilangnya nilai sejarah yang menjadi bukti panjang perjalanan peradaban Kediri. Oleh karena itu, kerugian ini tidak hanya menjadi kerugian Kabupaten Kediri, tetapi juga menjadi kerugian nasional.
Arca Kepala Ganesha yang hilang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu yang berperan penting dalam perkembangan sejarah Indonesia. Sosok Ganesha dalam kepercayaan Hindu adalah dewa berkepala gajah yang sangat dihormati.
Ganesha merupakan putra Dewa Siwa yang memiliki empat tangan yang memegang berbagai simbol seperti kapak dan mangkuk. Kendati berkepala gajah, sosok Ganesha tidak memiliki gading yang utuh. Ganesha merupakan lambang dewa ilmu pengetahuan dan sang penjaga keselamatan dalam kehidupan manusia.
Dalam Museum Bagawanta Bhari, fragmen arca Ganesha tak terlihat utuh ini menampilkan bagian kepala lebih kecil menyisakan bagian belakang. Benda ini diketahui merupakan peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-11 Masehi. Dengan hilangnya acra ini, hilang juga bagian berharga dari kebudayaan Indonesia.
Tak hanya itu, Plakat Handelsvereeniging Amsterdam (HVA) Sidomulyo merupakan salah satu peninggalan berharga yang juga hilang. Plakat ini menjadi bukti keberadaan perusahaan perkebunan kolonial Belanda di Jember dan menjadi jejak arkeologi industri kolonial di Jawa.
Artefak ini berupa plakat logam bertuliskan huruf latin dan angka yang menjadi penanda dan identitas aset perkebunan, yang dapat berupa tanda kepemilikan, batas area, atau penanda bangunan.
Melihat dari sejarah dua artefak tersebut, hilangnya artefak bersejarah lainnya menunjukkan kerugian besar yang tak ternilai dan tak tergantikan. Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, berharap pelaku penjarahan tersebut segera mengembalikan benda-benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi. [Syifaa]