ThePhrase.id - Menjalani kehidupan dunia, seseorang pasti akan mengalami pasang surut. Ada masa di mana seseorang mendapatkan nikmat dan ada masanya pula seseorang mendapat cobaan dan musibah.

Terdapat beberapa nasihat dari al-Qur’an, hadits dan juga perkataan ulama yang dapat menjadi hiburan dan pelipur lara bagi saudara-saudara kita yang mandapatkan ujian, musibah dan bencana.

1. Musibah akan terasa ringan dengan mengingat penderitaan yang dialami Rasulullah shallalhu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang saleh.

Nabi Muhammad shallalhu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ عَظَمَتْ مُصِيْبَتُهُ فَلْيَذْكُرْ مُصِيْبَتِي، فَإِنَّهَا سَتَهَوَّنُ عَلَيْهِ مُصِيْبَتُهُ

“Siapa saja yang terasa berat ketika menghadapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Maka ia akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”

(Sebagaimana disebutkan dalam Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal. 249).

2. Di balik musibah, pasti ada jalan keluar.

Dalam al-Qur’an surah al-Insyirah, Allah Ta’ala berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al- Insyirah: 5).

Kemudian diulang pada ayat berikutnya:

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

“Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al- Insyirah: 6).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab Taisir Karimir Rahman, mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam menunjukkan keumuman yaitu semua macam kesulitan. Hal ini berarti bahwa bagaimanapun sulitnya keadaan yang dialami, maka akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.

3.  Musibah awalnya memang terasa berat, namun jika bersabar maka akan semakin mudah.

Hudzaifah Ibnul Yaman dalam Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis,mengatakan:

إِنَّ اللهَ لَمْ يَخْلُقْ شَيْئاً قَطٌّ إِلاَّ صَغِيْراً ثُمَّ يَكْبَرُ إِلاَّ المصِيْبَة، فَإِنَّهُ خَلَقَهَا كَبِيْرَةً ثُمَّ تَصْغُرُ

“Sesungguhnya Allah tidaklah menciptakan sesuatu melainkan dari yang kecil hingga yang besar kecuali musibah. Adapun musibah, Allah menciptakannya dari keadaan yang besar kemudian akan menjadi kecil.”

Musibah datang dalam keadaan besar, yakni terasa berat. Namun, lambat laut akan menjadi ringan jika seseorang sabar menghadapinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى

“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.” (HR. Bukhari).

4. Orang yang mendapat musibah, akan mendapatkan ganti yang lebih baik.

Salah seorang istri Rasulullah yaitu Ummu Salamah berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un. Allahumma’jurnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” 

Ketika, Abu Salamah (suami Ummu Salamah sebelum menikah dengan Rasulullah) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dahulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim).

Do’a yang disebutkan dalam hadits di atas (cetak tebal) seharusnya diucapkan oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah. Insya Allah, dengan doa tersebut ia akan mendapatkan ganti yang lebih baik. (Z. Ibrahim)