regional

Noordwachter Peninggalan Raja Willem III, Keindahan Tersembunyi di Kepulauan Seribu

Penulis Ashila Syifaa
Jul 19, 2024
Foto: Instagram/pulauseribuofficial
Foto: Instagram/pulauseribuofficial

ThePhrase.id – Berjarak hanya kurang lebih empat jam dari Jakarta, Pulau Sabira di Kepualauan Seribu menyimpan keindahan alam dan sejarah. Terletak di paling utara Kepulauan Seribu, pulau tersebut dikenal sebagai ‘sang penjaga utara’.

Meski termasuk dalam wilayah Kepulauan Seribu, Pulau Sabira berjarak 160 kilometer dari pulau Jawa dan lebih dekat dengan Pulau Sumatera lebih tepatnya Kabupaten Lampung Timur. 

Untuk dapat sampai di Pulau Sabira, satu-satunya transportasi adalah menggunakan kapal cepat. Namun, harus ke Pulau Kelapa terlebih dahulu sebelum menyambung menggunakan kapal cepat ke Pulau Sabira. 

Dari dermaga Sabira, terlihat mercusuar besi yang berdiri kokoh yaitu Noordwachter yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda dengan konstruksi besi pada tahun 1867 oleh pabrik Grosfmederij di Leiden di Belanda.

Mercusuar ini merupakan sumbangan dari raja Belanda pada saat itu, Raja Willem III. Pengunjung dapat melihat plakat bertuliskan namanya di atas pintu masuk menara. 

Mercusuar atau pemandu kapal setinggi 48 meter ini memiliki 260 anak tangga yang terbuat dari baja. Proses pembangunan mercusuar ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun karena bahannya yang harus dikirim bertahap dari Belanda. 

Agar dapat berdiri lama, banguan ini disangga oleh 64 kerangka besi dengan jumlah lingkaran rangka pada 12 sisi. Selain itu, terdapat lampu mercusuar jenis revolving berkekuatan tinggi yang dapat terlihat hingga 35 km dan menyala setiap 11 detik.

Jika menaiki mercusuar ini hingga ke puncaknya, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat seluruh Pulau Sabira termasuk air laut hijau toska dan biru jernih serta gugus terumbu karang di perairan dangkal pulau. 

Pulau terpencil yang letaknya di tengah laut lepas, tak hanya memiliki mercusuar bersejarah, namun juga kekayaan alam yang melimpah.

Salah satunya adalah penangkaran penyu sisik yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia dan ada pada Daftar Merah (Redlist) Badan Konservasi Alam Internasional (IUCN) dengan kategori Nyaris Punah (Critically Endagered).

Di pulau ini banyak ditemukan penyu sisik karena menjadi lokasi favorit penyu bertelur, induk-induk penyu sisik dapat bersinggah 5 hingga 6 kali dalam sebulan.

Sebelumnya, masyarakat setempat mengonsumsi telur tersebut, namun sejak tahun 2015 muncul kesadaran untuk tidak lagi mengonsumsi telur hewan yang nyaris punah. Berbagai macam program konservasi pun dilakukan oleh masyarakat, tak hanya untuk penyu sisik namun juga lingkungan sekitar. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic