ThePhrase.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menutup operasional Stasiun Karet, Jakarta, sehingga tidak lagi melayani penumpang KRL. Rencana ini merupakan bagian dari upaya untuk memperbaiki ekosistem perkeretaapian di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, saat menjelaskan kinerja kereta bandara Jakarta yang dinilai kurang optimal dalam menyerap potensi penumpang. Sehingga perlu ada perbaikan dan pengembangan ekosistem perkeretaapian agar lebih efektif dan efisien.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha, penutupan Stasiun Karet karena jaraknya yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City. Penutupan ini diharapkan dapat mempercepat perjalanan KRL. Sebagai alternatif, penumpang KRL nantinya dapat naik dan turun di Stasiun BNI City.
Rudi menjelaskan bahwa keberadaan dua stasiun yang berdekatan dianggap tidak efektif jika dioperasikan secara bersamaan. Oleh karena itu, bagi penumpang yang ingin menuju kawasan Karet dari Stasiun BNI City atau sebaliknya, dapat melalui selasar untuk berjalan kaki yang disediakan oleh PT KAI.
Selain itu, PT KAI juga berencana menghentikan perjalanan kereta bandara dari Stasiun BNI City ke Stasiun Sudirman.
“Rencana kita mau berhentikan kereta dari BNI City ke Stasiun Sudirman supaya orang yang dari LRT yang mau ke bandara tidak perlu ke BNI City tapi cukup di Sudirman. Karena jarak berjalan kakinya lebih sedikit. Dan yang ketiga memang kita juga sudah berlakukan dynamic pricing dan juga akan ada pricingnya secara progresif,” jelas Rudi.
Dengan kebijakan tersebut, proses naik dan turun penumpang kereta bandara nantinya akan dilakukan di Stasiun BNI City dan Stasiun Sudirman. Target lainnya adalah memangkas waktu perjalanan kereta dari Stasiun BNI City ke Bandara Soekarno-Hatta, dari saat ini 50 menit menjadi di bawah 40 menit.
Meski demikian, rencana penutupan Stasiun Karet ini belum final dan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Wacana ini masih menunggu finalisasi Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2024 serta persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Di sisi lain, rencana pengoptimalan kereta bandara Jakarta juga turut dibahas. Saat ini, jumlah penumpang kereta bandara masih rendah, hanya mencapai 1,5 juta penumpang per tahun. Padahal, menurut data InJourney, dari 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta, ditargetkan sekitar 20% atau 10 juta penumpang dapat menggunakan layanan kereta bandara. [Syifaa]