regional

Panitia Silaturahmi Akbar Bangka Belitung 2022, Siapkan “Instagramable Corner”

Penulis Aswan AS
Jun 29, 2022
Panitia Silaturahmi  Akbar Bangka Belitung 2022, Siapkan “Instagramable Corner”
ThePhrase.id - Acara “Silaturahmi Akbar dan Festival Kuliner Bangka Belitung 2022” tidak semata ajang kangen-kangenan sesama warga Babel di perantauan, tetapi juga momen untuk mengenal budaya Bangka Belitung ke khalayak yang lebih luas. Para pengunjung tidak hanya dapat menikmati berbagai kuliner khas Bangka dan Belitung tetapi juga menikmati suasana alam Babel dengan ciri khas pantainya.

Tari Kedidi Begagit, tarian khas Bangka. (foto: Istimewa)


“Kita siapkan satu booth khusus buat pengunjung untuk foto-foto dengan latar belakang alam Bangka Belitung berupa pantai khas Babel dengan pasir putih, batu granit raksasa dan mercu suarnya,” kata Syahrial Ridho, Sang Ketua Panitia dalam keterangan tertulisnya kepada Thephrase.id, Rabu (29/6).

Syahrial mengungkapkan booth itu akan dibuat sebaik mungkin agar “Instagramable” yang dikhususkan buat pengunjung yang ingin menambah koleksi foto atau video untuk instagramnya. Panitia tidak menyiapkan fotographer khusus dan pengunjung dipersilahkan untuk menggunakan telepon seluler masing-masing.

Untuk para content creator, terutama content kuliner panitia menyediakan ruang kepada para creator untuk bertemu dan berbicara langsung dengan peserta Bazaar. Ada 124 booth bazaar yang disiapkan panitia. Tidak hanya makanan tetapi juga produk khas non makanan seperti kain cual, sungkok resam dan lain-lain yang dapat dikemas dalam satu konten menarik.

Azwardy Azhar, Ketua IKM Babel. (foto: Istimewa)


“Ya itu terserah kepada para creatornya, mana yang menarik untuk dbuat konten. Kita panitia hanya menyediakan ruang saja,” imbuh Syahrial.

Tari Kedidi Begagit dan Tari Mak Inang

Sementara untuk tampilan seni budaya, panitia akan menghadirkan 2 tarian khas Babel, yakni tari Kedidi Begagit dari Bangka dan Tari Mak Inang dari Belitong. Tari Kedidi Begagit adalah sebuah tarian yang meniru gerak dan jalan Burung Kedidi, burung yang banyak dijumpai di seluruh Babel, terutama kawasan pesisir pantai. Gerakan burung Kedidi yang unik dengan menggerakkan badan di bagian ekor dan kepala ketika berjalan atau diam digubah menjadi tarian muda-mudi yang diringi musik dan khas Melayu Bangka

“Dalam perkembangannya, tari kedidi begagit ini, dikolaborasi dengan gerakan pencak silat untuk memperindah dan memperkaya gerakan tarinya,” kata Mimi Wijaya, koordinator seksi acara.

Menurut Mimi, tari ini menarik untuk dibuat konten karena sangat khas terutama untuk orang di luar Bangka Belitung. Di Bangka tari Kedidi Begagit kerap ditampilkan di pinggir pantai sesuai dengan sejarah awal penciptaannya, ketika seorang pemuda yang tinggal di pesisir pantai yang menghibur diri dengan menari meniru gerakan Burung Kedidi.

Sedangkan Tari Mak Inang dari Belitong adalah tari melayu kreasi modern yang lahir dari lagu Mak Inang ciptaan seniman Belitong, Usni Mariosha. Tarian ini menceritakan tentang kegembiraan seorang mak Inang (perias pengantin) yang bersuka cita merias pengantin perempuannya agar nampak cantik. Digambarkan bahwa peran seorang Mak Inang adalah peran kunci dalam suatu hajatan karena akan membuat mempelai perempuan terlihat sangat cantik saat menjadi ratu sehari.

Dan sambil merias Mak Inang memberi nasehat dan petuah kepada calon pengantin, agar dapat menyikapi kehidupan ini dengan bijak.

Buka atau Berebut Lawang

Ketua Umum Ikatan Masyarakat Bangka Belitung (IKM Babel), Azwardy Azhar mengungkapkan pihaknya sengaja menghadirkan ahli pantun dari Bangka dan Belitung. Para ahli pantun ini akan adu ketangkasan bersilat lidah dengan berpantun pada sesi “Berebut atau Buka Lawang”.

Berebut Lawang ini agak mirip dengan palang pintu di adat Betawi. Bedanya, pantun Berebut Lawang lebih kental nuansa Melayu dan suasana bersilat lidahnya. Para Pemantun ini akan berada dalam posisi yang berhadapan di depan dan di belakang pintu. Mereka tampil natural tanpa ada skenario pantun.

“Mereka ini ahli pantun yang dapat berpantun secara spontan. Pantun ini khasanah kekayaan bertutur orang Melayu. Jadi para pemantun yang akan hadir gak perlu dibuat scenario tetapi dibuat natural agar lebih menarik. Sekaligus menguji kemampuan masing-masing. Maka untuk tahu tentang bagaimana gaya berpantun orang Bangka dan Belitong, datang aja ke Wisma Serbaguna Senayan, Sabtu 2 juli mendatang, he he he,” kata Azwardy dengan terkekeh. (Asw)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic