ThePhrase.id – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM Darurat dan PPKM Level 4 yang dilakukan Pemerintah sejak 3 Juli 2021 lalu hingga 9 Agustus 2021 mendatang berdampak secara signifikan pada sektor pariwisata di Pulau Bali. Pemerintah Provinsi Bali memutuskan untuk menutup sementara waktu seluruh lokasi fasilitas umum yang dapat menimbulkan kerumunan termasuk tempat wisata.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang kuartal I tahun 2021 di Pulau Bali turun hingga 85% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini juga disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di kanal YouTube Kemenparekraf, Senin (12/7) lalu.

“Saya melihat angka kunjungan wisman yang mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali di bawah 1.000 orang. Ini tentunya satu hal yang perlu kita sikapi secara komprehensif,” ujarnya.

I Nyoman Srinata, pengusaha penyedia jasa persewaan kendaraan dan transportasi di wilayah Seminyak, Bali, mengatakan seluruh sektor pariwisata di Bali lumpuh selama PPKM Darurat dan PPKM Level 4. Menurutnya, jumlah pengguna jasa persewaannya merosot hingga 90 persen.

“Jelas ada penurunan apalagi penerbangan belum ada, sangat berat bagi kami sebagai jasa transportasi. Penurunan (penyewa) hampir 90 persen,” ujarnya saat dihubungi ThePhrase.id pada Jumat (6/8).

Lebih jauh, Nyoman mengungkapkan bahwa ditutupnya rute penerbangan domestik dan internasional melalui Bandara Internasional Ngurah Rai berdampak signifikan pada jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Ia juga menambahkan bahwa selama PPKM, pelanggan yang menggunakan jasanya bukan untuk tujuan wisata tapi untuk upacara agama.

“Bukan penurunan lagi, sudah tidak bergerak lagi bagi wisatawan asing. Penerbangan domestik dan internasional tidak buka, mau dapat tamu dari mana, paling ada penyewa hanya untuk upacara agama dan keperluan lainnya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Nyoman juga menyampaikan harapan agar PPKM mulai dilonggarkan, pariwisata di Bali segera beroperasi kembali dengan pertimbangan bahwa masyarakat di wilayah Bali sebagian besar telah divaksinasi.

“Saya rasa sudah siap dibuka kembali karena di Bali sudah banyak yang divaksin. Masyarakat Bali semua berharap segera dibuka penerbangannya baik domestik maupun internasional,” harapnya.

Hal serupa dinyatakan oleh sesama pengusaha penyedia jasa travel lainnya, Eva, yang mengungkapkan bahwa terjadi penghentian operasional beberapa pihak hotel yang bekerja sama dengan usaha miliknya.

“Hotel yang menjadi partner Barata Travel tutup dan banyak yang di PHK,” tandasnya.

Selly, salah satu staf di sebuah hotel berbintang di kawasan Nusa Dua Bali, menyatakan bahwa aktivitas perhotelan di Bali cenderung sepi. Hal tersebut juga seiring dengan pengurangan kapasitas ketersediaan kamar di hotel mencapai 50%. Hal ini sejalan juga dengan penerapan protokol selama pandemi untuk menjaga kamar hotel tetap steril.

“Kapasitasnya memang dikurangi, jadi fullnya hanya 50 persen mengikuti protokol kesehatan. Kamar rata-rata dibersihkan 4 jam sebelum kedatangan tamu dan diberi disinfektan kemudian di sealed,” ungkapnya kepada ThePhrase.id pada Kamis (5/8).

Kendati sektor pariwiata di Bali masih belum beroperasi, berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali No 12 tahun 2021 pada 26 Juli 2021 lalu, Pemerintah Provinsi Bali tak memberlakukan hal yang sama untuk sektor transportasi darat. Segala moda transportasi umum di wilayah Bali dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 70% dan dengan protokol kesehatan ketat. Selain itu, kegiatan makan dan minum di warung makan maupun restoran juga dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 25%. [Regita]