ThePhrase.id - Dalam menjalin hubungan, pasangan akan melakukan hal-hal yang menandakan rasa sayang dan cinta seperti, perhatian yang lebih hingga rasa memiliki. Namun, sesuatu hal yang berlebihan dapat menjadi pertanda memiliki pasangan yang obsesif.
Sifat obsesif ini dapat berubah menjadi cinta obsesif yang menyebabkan seseorang terpaku pada orang yang dicintai seolah-olah mereka adalah suatu benda yang dimiliki. Meskipun ahli kesehatan belum mengakui keadaan tersebut sebagai penyakit mental, dalam kasus yang ekstrim dapat menimbulkan perilaku kekerasan.
Untuk dapat mengenali tanda-tanda cinta obsesif, kenali terlebih dahulu beberapa perbedaan antara cinta dan cinta obsesif. Menurut American Psychological Association (APA), cinta dapat diartikan sebagai sebuah emosi kompleks yang melibatkan perasaan yang kuat akan kelembutan atau kasih sayang terhadap orang lain, merasakan sensasi yang menyenangkan dalam kehadiran orang lain, dan pengabdian terhadap kesejahteraan orang lain.
Beberapa ahli juga menjelaskan bahwa terdapat tiga komponen penting yang dikenal dengan teori segitiga cinta, yaitu gairah, keintiman, dan komitmen. Komponen lainnya dalam cinta adalah ketertarikan, koneksi, kepercayaan, dan kehormatan.
Memiliki rasa gairah dalam cinta adalah hal yang wajar. Rasa ini mencakup perilaku seperti perhatian yang fokus, pemikiran intrusif, rasa obsesif, hingga sifat posesif. Namun, perilaku ini dapat menimbulkan cinta obsesif.
Dalam cinta obsesif, komponen utama cinta hilang karena perilaku-perilaku seperti obsesif dan posesif. Misalkan, ketika pasangan mudah cemburu dengan hal kecil menandakan tidak adanya rasa kepercayaan.
Pasangan obsesif kesannya memiliki perhatian yang lebih dan rasa sayang yang lebih namun sekalinya merasa cemburu dapat mengancam dan mengkontrol. Orang dengan cinta obsesif cendurung tidak melihat pasangan sederajat, mereka mencintai orang lain karena kebutuhannya sendiri. Hal ini akan membangun hubungan yang obsesif dan membuat lawan pasangan merasa terperangkap.
Beberapa tanda lainnya juga termasuk perilaku seperti:
Gejala lain mungkin melibatkan berbagai jenis perilaku cemburu:
Orang dengan cemburu obsesional memiliki pikiran cemburu yang berlebihan bersamaan dengan perilaku kompulsif. Orang dengan cemburu obsesional mungkin menyadari bahwa pikiran mereka irasional. Gejala cemburu obsesional lebih ekstrem daripada rasa cemburu yang normal, dan melibatkan:
Sebuah artikel pada tahun 2018 yang dipublikasi dalam jurnal Frontiers in Neurology, cemburu delusional terjadi ketika seseorang memiliki keyakinan mutlak bahwa pasangan mereka tidak setia secara seksual, tanpa memiliki bukti. Cemburu delusional adalah jenis gangguan psikotik, juga dikenal dengan sebutan sindrom Othello.
Gejala cemburu delusional melibatkan:
[Syifaa]