
ThePhrase.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pembangunan Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah melengkapi infrastruktur partai di empat penjuru Nusantara.
Hasto mengatakan, dengan dimulainya pembangunan di Rote Ndao yang berlokasi di bagian Selatan Indonesia, maka kini PDIP melengkapi kehadiran infrastruktur partainya di empat titik terluar tanah air.
Diketahui sebelumnya, partai berlambang banteng moncong putih itu telah membangun kantor partai di tiga penjuru Nusantara, yakni di bagian Barat, Timur, dan Utara.
“Dengan berdirinya kantor di Rote Ndao, PDIP menuntaskan pembangunan infrastruktur partai di empat titik terluar Indonesia mulai dari Sabang di Barat, Merauke di Timur, Miangas di Utara, dan kini Rote Ndao di Selatan,” ujar Hasto dalam keterangannya di Kupang, NTT, Kamis (6/11) dikutip Antaranews.
Adapun Hasto turut hadir sebagai saksi momen peletakan batu pertama pembangunan Kantor DPC PDIP di Rote Ndao, pulau paling selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia.
Hasto menegaskan bahwa agenda tersebut perwujudan dari visi geopolitik Bung Karno yang menempatkan wilayah terluar Indonesia sebagai halaman depan Nusantara.
“Dalam konsep kesadaran geostrategis PDI Perjuangan untuk menatap laut sebagai halaman depan kita, Rote ini menjadi tempat untuk pembangunan kantor,” tukas Hasto.
Selain itu, ia menyampaikan pesan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa wilayah seperti Rote Ndao bukanlah halaman belakang, melainkan “halaman depan Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang harus dijaga sebagai benteng pertahanan bangsa.
Menurutnya, kantor partai di kawasan strategis tersebut akan menjalankan tiga fungsi utama, yakni sebagai pusat kesadaran geopolitik, rumah rakyat dan tempat penggemblengan kader, serta pusat pengembangan kebijakan strategis.
Kantor ini juga diharapkan mampu memperkuat hubungan dengan pemerintah pusat maupun negara tetangga seperti Australia.
“Kantor ini bukan sekadar simbol fisik, tetapi ruang ideologis untuk menggembleng rakyat dan menguatkan kesadaran geopolitik sesuai ajaran Bung Karno,” tandasnya. (Rangga)