ThePhrase.id - Depresi merupakan kondisi kesehatan yang sering dialami oleh sebagian besar orang yang memiliki dampak yang buruk. Berbagai macam penelitian dan studi telah dilakukan untuk mencari cara mengobati dan mencegah perkembangannya. Salah satu yang ditemukan adalah peran pola makan dan konsumsi pemanis buatan.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Network menemukan bahwa mengonsumsi makanan ultra processed food dapat meningkatkan risiko depresi. Para peneliti menemukan bahwa risiko ini terkait secara khusus dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan.
Peneliti dalam studi ini melihat hubungan antara makanan ultra processed food dan depresi. Karen Z Berg, menjelaskan bahwa ultra processed food adalah makanan yang terbuat dari bahan-bahan buatan dengan tambahan garam, minyak, atau gula untuk membuatnya lebih lezat dan bertahan lebih lama. Mereka biasanya tidak memiliki manfaat gizi yang berharga. Beberapa contoh termasuk makanan kemasan dingin seperti keripik atau kue, minuman bersoda, kue kemasan, banyak sereal sarapan manis, permen, dan sebagainya.
Risiko Tambahan dari Pemanis Buatan
Hasil studi juga menyoroti bahwa risiko depresi lebih tinggi berdasarkan konsumsi makanan dan minuman ultra processed food yang mengandung pemanis buatan.
Gula dan makanan olahan dapat menyebabkan peradangan di seluruh tubuh dan otak, yang dapat menyebabkan gangguan mood, termasuk kecemasan dan depresi.
“Peserta penelitian dengan asupan makanan ultra-olah yang tinggi ternyata memiliki BMI yang lebih tinggi, tingkat merokok yang lebih tinggi, dan prevalensi penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan dislipidemia yang lebih tinggi. Selain itu, mereka cenderung kurang berolahraga secara teratur,” jelas Jessie Hulsey, seorang ahli gizi berbasis di Atlanta melansir Medical News Today.
Mengonsumsi terlalu banyak makanan proses yang mengandung pemanis buatan dapat meningkatkan risiko depresi dalam jangan waktu panjang.
Penelitian tersebut menemukan bahwa remaja yang mengonsumsi makanan ultra processed food setiap hari lebih mungkin mengalami gejala depresi satu dekade kemudian dibandingkan remaja yang mengikuti pola makan yang lebih sehat.
Meskipun secara keseluruhan makanan yang diproses dan diolah dengan ditambahkan pemanis buatan dan bahan lainnya belum tentu menimbulkan masalah kesehatan mental.
Nyatanya pola makan memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan fisik dan mental tubuh. Mengikuti diet sehat juga tak hanya penting untuk kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Maka penting untuk diingat bahwa dalam mengonsumsi makanan harus seimbang antara makanan olahan dan makanan sehat agar mengitangi risiko depresi dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kenapa Diet Sehat Dapat Membantu Mengurangi Gejala Depresi?
Dibandingkan dengan mengonsumsi makanan yang diolah dengan bahan tidak alami, makanan seperti sayuran, buah-buahan hingga biji-bijian lebih memiliki kandungan nutrisi yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh.
Sebuah studi yang terbit dalam Nature Communications, melihat hubungan antara mikrobiota usus dan gejala depresi. Para peneliti berhipotesis bahwa bakteri dalam usus ini dapat bekerja dan mengirimkan sinyal berbeda kepada otak yang dapat berdampak pada gejala depresi.
Sehingga, diet yang sehat dibutuhkan agar mampu memanfaatkan bakteri tertentu di usus dan memperbaiki, komunikasi antara usus dan otak untuk memperbaiki gejala depresi. [Syifaa]