ThePhrase.id – Pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terus mengalami perkembangan pesat seiring dengan pencanangan resmi oleh Presiden Joko Widodo terhadap proyek MRT Lin Timur-Barat Fase 1 Tahap 1.
Acara pencanangan tersebut berlangsung di Stasiun MRT M.H. Thamrin, Jakarta, pada Rabu (11/9) yang dihardiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Proyek ini akan menjadi salah satu tulang punggung mobilitas masyarakat Jakarta, yang menghubungkan Medan Satria hingga Tomang dengan jarak 24,5 kilometer. Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda), Tuhiyat, menyampaikan bahwa proses tender untuk proyek ini dijadwalkan dimulai pada tahun 2025, dengan target penyelesaian konstruksi pada tahun 2031.
Diketahui, MRT Lin Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari 8 stasiun bawah tanah, 13 stasiun layang, dan 1 depo di permukaan tanah.
Mengingatkan akan keberhasilan pembangunan MRT fase pertama yang telah beroperasi sejak Maret 2019, yang menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Fase ini bukan hanya menyediakan solusi atas kemacetan lalu lintas Jakarta, tetapi juga memperbaiki tata kota serta meningkatkan efisiensi transportasi publik.
“Fase 1 utara-selatan sudah mengubah wajah Jakarta, sudah mengubah wajah transportasi Jakarta, dan juga negara kita Indonesia,” ungkap Presiden Jokowi di Stasiun MRT M.H. Thamrin, Jakarta, pada Rabu (11/9).
Lebih dari 120 juta penumpang telah menikmati layanan MRT sejak beroperasi, menjadikan MRT Jakarta sebagai salah satu transportasi andalan. Angka ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan transportasi umum yang aman, cepat, dan efisien. Dengan penambahan fase baru ini, kapasitas MRT diperkirakan akan meningkat, melayani lebih banyak penumpang dan menciptakan jaringan transportasi yang lebih terintegrasi.
Saat ini, pembangunan fase 2a Lin Utara-Selatan yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kota masih berlangsung dan diperkirakan pengerjaannya telah mencapai 80,75 persen.
Dalam konteks yang lebih luas, proyek MRT ini tidak hanya penting bagi mobilitas warga Jakarta, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Pengembangan jaringan transportasi yang andal dan efisien seperti MRT akan meningkatkan konektivitas antarwilayah, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan sekitarnya.
“Kita ingin memperluas, memperlebar jangkauan pembangunan,” ucap Jokowi, menegaskan komitmennya untuk memperkuat infrastruktur transportasi di Indonesia.
Di sisi lain, proyek MRT Jakarta juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menekan polusi udara dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan transportasi publik, diharapkan kemacetan di Jakarta dapat berkurang, serta kualitas udara di ibu kota dapat membaik. MRT juga dianggap sebagai bagian dari solusi jangka panjang untuk permasalahan lingkungan yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. [Syifaa]