regional

Pembangunan ‘Tol di Atas Laut’ Semarang-Demak Gunakan Matras Bambu untuk Pondasi

Penulis Ashila Syifaa
May 15, 2024
Pembangunan Tol Semarang-Demak di atas laut menggunakan matras bambu. (Foto: Instagram/pupr_bpjt)
Pembangunan Tol Semarang-Demak di atas laut menggunakan matras bambu. (Foto: Instagram/pupr_bpjt)

ThePhrase.id - Pemercepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah termasuk pembangunan jalan tol terus diupayakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Salah satunya adalah Jalan Tol Semarang-Demak sepanjang 26,95 km di Semarang, Jawa Tengah. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, Jalan Tol Semarang-Demak merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang direncanakan sebagai ruas komplementer dari Jalan Nasional Pantura Jawa yang menghubungkan Semarang - Demak - Gresik - Surabaya.

Jalan tol yang terletak di utara Jawa merupakan salah satu jalur yang vital yang dapat menambah kapasitas jalan sekaligus mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantura Jawa yang sangat padat dan sering mengalami kemacetan.

Jalan Tol Semarang-Demak ini terdiri dari ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023. Lanjutan pembangunan tersebut tersebut akan dilakukan ada pada ruas Semarang-Sayung sepanjang 10,64 km yang berada di atas laut.

"Sedangkan porsi Pemerintah pada ruas Semarang - Sayung sepanjang 10,64 km yang berada di atas laut dan terbagi menjadi 3 paket yang saat ini dalam tahap konstruksi dengan progres fisik secara keseluruhan mencapai 9,25 %. Target penyelesaian konstruksi keseluruhan Paket tersebut adalah pada Februari 2027," ungkap Jubir Endra.

Selain memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia, Kementerian PUPR turut memperhatikan prinsip keberlanjutan kelestarian lingkungan. Pembuatan tol di atas laut ini menggunakan matras bambu yang tak hanya berfungsi sebagai pondasi tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut.

Bambu ini nantinya akan terendam dan menjadi bagian dari terumbu karang, sekaligus menambah kekuatan struktur di bawah laut.

Mengutip laman Badan Pengatur Jalan Tol, ketebalan matras bambu yang digunakan untuk memperkuat struktur timbunan di atas laut adalah setebal 17 lapis.

Sebelumnya, telah dilakukan pengujian untuk mengukur kelayakan bahan bambu tersebut. Saat ini, progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak ini sudah berada di atas laut sepanjang kurang lebih 10 km dengan matras bambu yang diketahui akan menghabiskan 10 juta batang bambu dan dianyam oleh 1.500 pekerja yang terampil.

Bambu-bambu ini berasal dari Wonogiri, Magelang, dan Purworejo dengan kriteria yaitu lurus dengan panjang 8 meter dan diameter antara 8-10 cm.

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak di Provinsi Jawa Tengah tetap melindungi kawasan mangrove yang berada di pesisir Pantai Utara Jawa. Selain itu pada Seksi 1 Jalan Tol Semarang - Demak juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan banjir dan rob dengan cara membendung air sebagai sistem polder, yaitu metode pengendalian banjir rob dengan pembangunan tanggul laut yang dilengkapi dengan kolam retensi, pompa, pintu air dan sistem drainase regional yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen pengelolaan air. [Syifaa]

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic