ThePhrase.id - Pemerintah berencana mengintegrasikan bahasa isyarat ke dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai langkah strategis menuju masyarakat yang lebih inklusif. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, di Gedung Kemenko PMK, Jakarta.
“Setiap anak pada nantinya belajar bahasa isyarat,” ujar Pratikno dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Pratikno menegaskan bahwa bahasa isyarat bukan hanya penting bagi penyandang tunarungu, tetapi juga bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Penguasaan bahasa ini diyakini mampu menjembatani komunikasi yang kerap terhambat, sehingga tercipta ruang interaksi yang lebih setara.
“Kita semua paham dan meyakini bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama, tidak boleh ada yang tertinggal apalagi ditinggalkan,” kata Pratikno.
Dalam kesempatan tersebut, Pratikno juga mengaitkan semangat Sumpah Pemuda dengan peran bahasa pemersatu. Ia menilai, sebagaimana bahasa Indonesia telah menyatukan lebih dari 700 bahasa daerah di tanah air, bahasa isyarat dapat berfungsi serupa, yakni menjadi jembatan bagi komunitas tuli yang selama ini terisolasi dari masyarakat luas.
Pratikno juga menekankan bahwa mempelajari bahasa isyarat adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya komunitas tertentu.
“Justru kita semua harus juga belajar memahami bahasa isyarat. Karena dengan cara itu kita bisa berkomunikasi dengan saudara, keluarga, atau orang-orang di sekitar kita yang menggunakan bahasa isyarat,” kata Pratikno. “Tidak bisa berbahasa, bukan hanya tidak bisa berkomunikasi, tetapi juga tidak bisa menyerap ilmu, tidak bisa mengembangkan diri, dan tidak bisa berkontribusi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Pratikno mengungkapkan bahwa pemerintah juga tengah mengkaji kemungkinan menjadikan penguasaan bahasa isyarat sebagai salah satu syarat dalam seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan sekolah kedinasan. Langkah ini dinilai penting untuk membuka akses yang lebih adil bagi penyandang disabilitas dalam dunia kerja.
“Kalau tidak ada (penguasaan bahasa isyarat), itu akan sulit, jadi seleksinya itu pakai bahasa yang mana. Jadi itu sesuatu yang lagi kita upayakan,” jelasnya.
[nadira]