ThePhrase.id - Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, pemerintah telah mengantisipasi terjadinya lonjakan arus dengan menyiapkan insfrastruktur jalan untuk jalur mudik Lebaran. Kondisi jalan yang kurang memadai, penyempitan jalan, jembatan ambruk, hingga longsor dapat berdampak pada padatnya arus mudik.
Untuk mencegah terjadinya kemacetan pada arus mudik, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga mendukung operasional dan kemantapan kondisi jalan. Persiapan ini dilakukan pada jalan nasional atau arteri dan jalan tol yang menjadi jalur utama pemudik.
Kementerian PUPR berkordinasi dengan Kemenhub, Korlantas Polri, Badan Meteorologi, Klimatologi, BMKG, Badan Pengatur Jalan Tol, dan lembaga lain yang berkaitan telah mengantisipasi arus mudik Lebaran tahun ini.
Pemerintah siapkan jalan untuk momen mudik lebaran. (Foto: PUPR)
“Pertama melalui dukungan kondisi operasional dan kemantapan jalan serta tempat istirahat dan pelayanan (TIP/rest area), kemudian dukungan operasional manajemen lalu lintas, serta dukungan untuk kenyamanan pengguna jalan,” ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian melansir Indonesia.go.id, Selasa (28/3/2023).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan terjadinya lonjakan pemudik sebanyak 123,8 juta orang pada tahun 2023, naik sebesar 47 persen. Dari jumlah tersebut, pengguna sepeda motor diprediksi mencapai 25,13 juta orang atau naik 20,3 persen dari tahun lalu.
Kondisi terbaru jalan
Kondisi jalan jalur mudik. (Foto: PUPR)
Dirjen Bina Marga memberikan data kondisi terbaru jalan di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Saat ini kondisi di Pulau Jawa sepanjang 4.821 km terbagi menjadi dua lintas, lintas utara Jawa (Pantura) sepanjang 1.543 km dengan kondisi pantap 93 persen.
Sedangkan, lintas selatan Jawa (Pansela) sepanjang 1.716 km dengan kondisi mantap 93 persen. Lalu untuk jalan tol operasional di Pulau Jawa terdapat 90 tempat istirahat dan pelayanan (TIP).
Lalu, jalan Tol Bali-Mandara operasional 10.07 km dan ruas lintas jalan di pulau bali sepanjang 363,3 km terdiri dari jalan lintas selatan dan utara yang memiliki kondisi mantap sebesar 98,3 persen.
Lalu, di Pulau Sumatera, Jalan Nasional Trans Sumatera sepanjang 7.918 terdiri dari tiga lintas jalan. Yaitu lintas barat sepanjang 2.562 dalam kondisi mantap 97 persen, lintas timur 019 km dalam kondisi mantap 95 persen, dan jalan lintas tengah 2.338 km dengan kondisi mantap 93 persen.
Sedangkan, jalan tol Trans-Sumatra yang operasional sepanjang 738 km dilengkapi 27 TIP dengan ruas jalan tol fungsional meliputi Sigli-Banda Aceh (Seksi 5 dan 6 Blang Bintang–Kutobaro–SS Baitussalam, 12,4 km), dan Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat (Seksi Kuala Tanjung-Pematang Siantar 96,5 km).
Untuk Pulau Kalimantan, ruas jalan nasional sepanjang 6.556 km terdiri dari lintas utara dengan kondisi mantap 95,32 persen, lintas tengah dengan kondisi mantap 80,17 persen. Selain itu, lintas selatan dengan kondisi mantap 90,96 persen dengan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang operasional sepanjang 99 km.
Kemudian di Pulau Sulawesi, ruas lintas jalan nasional yang digunakan sepanjang 5.400 km dengan jalan tol yang operasional sepanjang 61,5 km, terdiri dari Tol Ujung Pandang/Makassar Seksi 1–3 sepanjang 10,1 km, Tol Makassar Seksi 4 sepanjang 11,6 km dan Tol Manado-Bitung sepanjang 39,8 km. [Syifaa]