regional

Pemprov Jawa Barat Rayakan 11 Tahun Angklung Diakui UNESCO

Penulis Ashila Syifaa
Dec 02, 2021
Pemprov Jawa Barat Rayakan 11 Tahun Angklung Diakui UNESCO
ThePhrase.id – Untuk merayakan 11 tahun Angklung diakui UNESCO sebagai warisan tak benda dunia, Pemerintah Provinsi  Jawa Barat menggelar webinar International “Angklung Heal The World”, Sabtu (27/11). Gelaran webinar yang dilakukan atas kerja sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO dan didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia ini diikuti berbagai kalangan dari berbagai negara.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan webinar yang mengangkat tema ‘Angklung, The Potential Medium to Increase Cultural and Economic Resilience During the Covid-19’ ini merupakan even lanjutan yang membahas angklung dari segi lain. Pembahasan ini juga memberikan pandangan lain terhadap angklung yang hanya dilihat sebagai alat musik yang berhubungan erat dengan pertunjukan seni, padahal dapat membawa angklung ke level yang lebih tinggi.

Acara Angklung Heal The World yang dihadiri oleh masyarakat global. (Foto: Instagram/ disparbudjabar)


“Heal the world melihat sisi lain angklung sebagai healer (penyembuh) baik dari sisi aspek psikologi maupun ekonomi. Hari ini kita akan bahas ekosistem angklung di Jabar,” tutur Ridwan Kamil.

Selain itu, Ridwan Kamil juga menjelaskan bahwa angklung memiliki nilai filosofis seperti kebersamaan, saling menghargai dan kepatuhan terhadap aturan yang menjadi harmoni dalam permainan angklung.

Kepala Dinas Pariwisara dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menambahkan webinar ini merupakan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan budaya angklung sebagai milik dunia dari Indonesia.

Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh komunitas angklung se-Jabar, Jabar Masagi dan Pemkab/Pemkot se-Jawa Barat, tetapi dihadiri juga jejaring komunitas seni budaya dari berbagai negara.

Webinar Angklung Heal the World mempersembahkan pertunjukan angklung berkolaborasi dengan budaya lain di Indonesi seperti Aceh, Batak dan juga pertunjungan virtual komunitas seni dari Amerika Serikat.

“Semoga bisa menumbuhkan semangat dan cinta angklung yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia,” kata Dedi.

Angklung Diakui UNESCO
Saung Angklung Udjo Jawa Barat. (Foto: Instagram/angklungudjo)


Webinar juga menghadirkan para panelis dari luar negeri seperti Prof Henry Spiller, peneliti dari Department of Music University of California, Davis Amerika Serikat. Ada juga Paphustron Koong Wongratanapitak, antropolog musik asal Thailand, lulusan Ethnomusicology School of Oriental and African Studies University of London.

Hadir juga Tricia Sumaryanto, konduktor dari House of Angklung Wahington DC, Ketua Perhimpunan Pegiat Angklung Indonesia Sam Udjo, Dinda Satya peneliti angklung, serta Taufik Hidayat dari Saung Angklung Udjo.

Saat ini tantangan beratnya adalah bagaimana mewariskan angklung dari generasi ke generasi, karena angklung bukan museum yang bersifat statis tapi sebagai budaya tak benda yang dinamis.

Pada perayaannya yang ke 11 tahun, UNESCO telah merekomendasikan beberapa poin untuk melestarikan angklung. Pertama memperkuat mekanisme dukungan pemulihan kepada para pembawa warisan budaya tak benda di tingkat lokal maupun internasional. Kedua, memanfaatkan teknologi untuk mengenalkan pemahaman mengenai angklung dan memperkuat hubungan angklung dengan masyarakat.

Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar mengatakan bahwa webinar ini merupakan salah satu bentuk dukungannya terhadap pelestarian angklung. [Syifaa]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic