features

Pemuda dalam Dinamika Politik Jelang 2024

Penulis Aswan AS
Oct 31, 2022
Pemuda dalam Dinamika Politik Jelang 2024
ThePhrase.id - Kabar tentang adanya anak-anak muda yang berinisiatif melakukan aksi politik mendukung figur-figur tertentu sebagai calon presiden membuktikan adanya peran anak-anak muda dalam setiap perubahan. Inisiatif itu harus dilihat sebagai cara kaum muda merespon peristiwa dan perubahan yang terjadi di sekelilingnya dan bukan semata sebagai sikap “mbalelo” terhadap para seniornya. Sejarah membuktikan banyak peran strategis pemuda yang menyertai perjalanan bangsa kita.

Jika tidak ada pemuda, boleh jadi kita tak memiliki alat pemersatu sebagai satu bangsa yang majemuk. Tetapi Sumpah Pemuda tahun 1928 menegaskan bahwa kita memiliki identitas dan alat pemersatu yang bernama Indonesia. Berkat pemuda pula, kemerdekaaan 17 Agustus 1945 diproklamirkan, setelah peristiwa penculikan para tokoh bangsa di Rengas Denglok oleh pemuda beberapa hari sebelumnya dan meminta mereka tokoh itu untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Menjekang Pilpres 2024 ini, para pemuda kembali menunjukkan eksistensi mereka sebagai bagian dari anak bangsa yang menginginkan perubahan dan tak mau berada di zona nyaman. Pandangan mereka terhadap calon presiden yang dapat membawa bangsa ini dinyatakan dengan deklarasi dukungan terhadap figure yang mereka anggap tepat dan memimpin Indonesia mencapai tujuannya.

Foto Istimewa


Anak Muda PSI (Partai Solidaritas Indonesia)

Muncul sebagai partai yang didominasi anak-anak muda, PSI menjadi kelompok yang paling agresif menyampaikan kritik dan dukungan terhadap tokoh tertentu. Sejak awal berdirinya, kelompok ini mengidentifikasi dirinya sebagai partai dengan slogan “Terbuka, Progresif, Itu Kita” yang menjual identitas progresivisme sebagai bagian dari keresahan terhadap status quo – situasi kekinian – kondisi politik Indonesia.

Dengan berbagai aksinya kerap “viral” yang mencuri dan mencari perhatian, PSI mencoba meraih suara di ceruk-ceruk pemilih angkatan muda yang cenderung berpikiran terbuka dan tentu saja cenderung progresif. Meskipun belakangan aksi-aksi “caper” itu mendatangkan kritik dari berbagai pihak, terutama karena aktivitas politik PSI yang dinilai berubah menjadi cenderung pragmatis.

PSI menganggap Ganjar Pranowo sebagai figur yang tepat untuk menjadi Presiden pasca Joko Widodo. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengeklaim bahwa terpilihnya nama Ganjar merupakan hasil forum Rembuk Rakyat yang sudah diselenggarakan sejak akhir Februari 2022. “Dari hasil Rembuk Rakyat itu, kami mengumumkan bahwa Partai Solidaritas Indonesia akan mencalonkan Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PSI di tahun 2024," kata Grace dalam konferensi pers, awal Oktober lalu.

Menurut Grace, nama Ganjar itu hasil dari seleksi 9 nama kandidat yang muncul dari hasil Rembuk Rakyat, termasuk nama Mahfud MD, Tito Karnavian, hingga Erick Thohir dan Sri Mulyani, minus nama Anies Baswedan.

Sementara Anies Baswedan adalah tokoh politik yang paling banyak menjadi sasaran krititk dari PSI. Semua program Anies di DKI Jakarta menjadi bahan kritikan dan evaluasi partai ini, mulai dari masalah penanggulangan banjir, trasportasi hingga penyelenggaraan formula E di Ancol beberapa waktu lalu. Namun kritikan ini justru menjadi ruang untuk Tim Anies menjelaskan kepada public dan menjadi promosi gratis untuk program Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Foto Istimewa


Anak Muda Golkar

Di dalam Partai Golongan Karya (Golkar) ada sekelompok anak muda yang membentuk gerakan “Go-Anies” untuk mendukung pencalonan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden pada 2024 mendatang. Gerakan ini muncul di tengah upaya Partai Golkar sendiri sedang mencari pasangan capres-cawapre bersama dengan PAN dan PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Koordinator Nasional “Go-Anies” Sirajuddin Abdul Wahab menyatakan, meski anggota “Go-Anies” didominasi oleh anak-anak muda dari Partai Golkar, kelompok tersebut tidak ada kaitannya dengan Golkar. "Kami ini kan memang berangkat daripada kader Golkar tapi dalam konteks Go-Anies ya tidak ada kaitannya dengan Partai Golkar, jadi kebetulan saja memang bahwa kami ini adalah Partai Golkar," kata Sirajuddin, Senin (24/10/2022).

Sirajuddin mengatakan, kader-kader Golkar yang bergabung dalam “Go-Anies” pun kini sudah tidak lagi duduk di struktur kepengurusan partai berlambang pohon beringin tersebut. Sirajuddin menegaskan, kelompok relawan yang ia bentuk itu sama sekali tidak membawa identitas Golkar, baik nama maupun lambang Golkar.

Menurut dia, hanya kebetulan saja bahwa “Go-Anies” dan Golkar memiliki identitas warga yang sama yakni kuning. Menurutnya warna kuning itu sebagai kebetulan saja bahwa Golkar itu warnanya kuning, Go-Anies juga warnanya kuning. “Enggak bisa Golkar mengeklaim dirinya bahwa kuning itu adalah satu-satunya milik Partai Golkar di republik ini," ujar Sirajuddin.

Sirajuddin menjelaskan, alasannya membentuk “Go-Anies” karena berkaca dari hasil survei sejumlah lembaga yang menunjukkan bahwa banyak pemilih Golkar maupun partai politik lainnya yang mendukung Anies.

"Pemilih-pemilih partai itu condong memilih Anies dalam konteks memilih presiden ya kami coba mewadahilah aspirasi itu. Toh dalam konteks memilih, itu kan hak konstitusional setiap orang warga negara," kata dia.

Sirajuddin menambahkan, ia juga menilai Anies memiliki rekam jejak yang baik selama memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun terakhir. Apa yang dilakukan Anies di Jakarta ekskalasinya harus ditingkatkan, karena ANies sudah pas untuk memimpin Indonesia 2024. “Itulah yang melatarbelakangi kami melahirkan Go-Anies," ujar Sirajuddin.

Foto Istimewa


Pemuda di Partai Persatuan Pembangunan

Dinamika politik kaum muda juga terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kalangan kader muda partai itu mnedesak pengurus DPP PPP untuk menyelamatkan partai agar tidak ditinggal konstituennya. Jumlah kursi partai yang tinggal 19 kursi dari 39 kursi pada pemilu sebelumnya salah satunya akibat partai ini dinilai tidak aspiratif.

Ketua Umum Forum Kabah Membangun (FKM), Habil Marati mengatakan suara PPP semakin merosot dari orde baru (orba) sampai zaman Presiden Joko Widodo (Jokowi). Suara PPP dianggap semakin sulit diterima oleh konstituen. Maka, kata Habil, apabila tidak ada perubahan yang dilakukan PPP maka bisa saja pada Pemilu 2024 tidak lolos parlemen threshold.

"Kondisi ini PPP tidak ada pilihan lain kecuali mendukung Anies Baswedan untuk menaikkan elektabilitas,"kata Habil. "Ya. Hanya itu menaikkan elektabilitas. FKM ini tujuannya agar simpatisan Anies memilih PPP," tambah dia.

Meski belum ada deklarasi secara resmi, Habil menegaskan akan menggalang dukungan untuk deklarasi Anies Baswedan sebagai capres 2024. Saat ini, sejumlah elemen di PPP sudah terang-terangan menyatakan mendukung Anies seperti GPK (Gerakan Pemuda Ka’bah) Jawa Tengah, sejumlah kader PPP DKI Jakarta satu-satu sudah menyatakan mendukung Anies Baswedan.

Sikap politik Pemuda Pancasila

Pemuda Pancasila sebagai ormas pemuda yang cukup disegani di tanah air manyatakan sikap politiknya menghadapi Pemilu 2024. Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) Japto Soerjosoemarno meminta para kadernya untuk memilih Anies Baswesan dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Instruksi itu dikeluarkan apabila nantinya Anies mencalonkan diri sebagai Calon Presiden (Capres). Anies pun kemudian telah resmi menjadi anggota Pemuda Pancasila dengan kartu tanda anggota (KTA) bernomor 0000007.

"Jadi kewajiban kader PP (dalam) Pilpres 2024, kalau namanya (Anies) terpilih wajib kita pilih beliau," kata Japto di kantor Majelis Pimpinan Nasional (MPP) PP, Menteng, Jakarta Pusat, awal oktober lalu.

Pernyataan politik Pemuda Pancasila ini disaksikan sejumlah pejabat turut hadir dalam acara tersebut, diantaranya Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Sejarah membuktikan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari para pemudanya. Maka terlepas dari pro kontra tentang sikap dan pilihan mereka, tetapi kita masih memiliki harapan karena kita memiliki pemuda yang memiliki sikap dan kepedulian terhadap nasib bangsa ini. (Aswan AS)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic