ThePhrase.id – Kabar duka datang dari pendakian Gunung Rinjani dan menjadi sorotan media sosial khususnya warga Brasil. Seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dikabarkan terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6) sekitar pukul 18.00 WITA.
Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung berapi aktif dan gunung tertinggi di Indonesia setelah Gunung Kerinci. Selain itu, Gunung Rinjani juga dikenal dengan jalur pendakian yang menantang, dengan ketinggian 3.726, medan yang harus dilalui tak hanya panjang dan terjal tetapi juga jalur sempit berbatu di sisi jurang.
Diketahui, korban memulai pendakian bersama lima wisatawan lainnya dan didampingi oleh pemandu melalui pintu pendakian Sembalun pada Jumat (20/6).
Menurut Kepala Seksi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman, saat perjalanan menuju puncak Rinjani, di area Cemara Nunggal, korban mengalami kelelahan dan pemandu menyarankan untuk beristirahat. Kemudian pemandu membawa lima wisatawan lainnya untuk meneruskan perjalanan.
Namun, saat mereka menunggu di puncak, korban tak kunjung menyusul. Pemandu pun kembali ke lokasi istirahat untuk menjemput, namun korban sudah tidak ada di tempat. Tak lama, pemandu melakukan pencarian dan melihat cahaya senter di dasar tebing dengan kedalaman sekitar 200 meter ke arah danau.
Pemandu curiga bahwa senter itu milik korban, kemudian langsung menghubungi petugas untuk dilakukan evakuasi.
Pada pukul 09.50 WITA, proses pencarian telah dilakukan oleh tim SAR gabungan, namun hingga malam hari, tim belum bisa menjangkau lokasi keberadaan korban.
Proses pencarian berlanjut hingga Minggu (22/6), namun karena cuaca berkabut, proses pencarian tak bisa dilakukan secara maksimal. Sehingga, proses dilanjutkan pada Senin (22/6), Tim SAR menemukan korban sudah bergeser kurang lebih 500 meter dari titik awal terjatuh dengan medan lokasi berupa pasir dan batu. Saat ditemukan, sayangnya kondisi korban dalam keadaan meninggal dunia.
Insiden ini menjadi sorotan media sosial terutama warga Brasil yang menilai proses evakuasi tim SAR kurang memperhatikan korban dan menelantarkan korban. Hal ini dikarenakan proses yang memakan waktu cukup lama, mereka menyorot bahwa proses evakuasi seharusnya tidak sampai hari Rabu (25/6).
Akun media sosial seperti akun Instagram Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, dibanjiri kritik oleh warga Brasil yang mempertanyakan dan mengkritik kinerja tim penyelamat.
Beberapa juga menekankan bahwa protokol keselamatan yang dilakukan di Gunung Rinjani perlu ditinjau ulang untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dan menjadikan insiden ini sebagai pelajaran agar tak terulang lagi.
Hingga saat ini, proses penyelamatan masih terus dilakukan, demi kelancaran dan kecepatan proses jalur pendakian Pelawangan Sembalun menuju Puncak Rinjani ditutup sementara sejak Selasa (24/6). [Syifaa]