features

Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya, Antara Harapan & Gugatan

Penulis Nadira Sekar
Jun 03, 2021
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya, Antara Harapan & Gugatan
Foto: Direktorat Konservasi Energi Kementerian ESDM


ThePhrase.id – Rapat Kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6) berlangsung sengit. Rapat kerja yang membahas Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan Pengantar Pagu Indikatif RKP K/L dan RKA K/L Tahun Anggaran 2022 ini dihujani sejumlah interupsi terkait Program Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS).

Sejumlah anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan kekhawatirannya tentang kualitas produk yang digunakan PJUTS yang mati setelah satu sampai tiga bulan pemasangan. DPR pun menyatakan akan memanggil vendor PJUTS.

Gugatan anggota Komisi VII DPR RI ini sejatinya sebuah harapan agar pemanfaatan energi surya yang sumbernya melimpah di Indonesia bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Suara keras dari parlemen mengindikasikan betapa pentingnya proyek PJUTS yang dilaksanakan Kementerian ESDM sebagai bagian dari pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sekaligus bagian dari transisi energi yang dijalankan di Indonesia.

Proyek PJUTS yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM ini menelan dana sekitar Rp 4 triliun,  jumlahnya mencapai 200.000 titik di seluruh Indonesia dan menjangkau 200 kabupaten/kota. Suatu jumlah yang besar dalam penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan.

Ke-200 ribu titik PJUTS tersebut mencakup 18 provinsi antara lain Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Banten, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Ternate dan lainnya yang tersebar diseluruh Indonesia.

Pemasangan PJUTS itu dilaksanakan di pedesaan seperti jalan desa, fasilitas umum dan daerah yang dianggap sangat rawan kejahatan dan kecelakaan. Prioritas di titik seperti puskesmas, kantor desa dan rumah sakit serta tempat ibadah yang belum ada penerangan jalannya.

PJUTS sendiri merupakan lampu penerangan jalan yang menggunakan panel surya yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listriknya. Menggunakan panel LED, lampu PJUTS dapat menyala dan redup sendiri sesuai dengan pasokan matahari sehingga dapat menghemat pemakaian energi. Jika diperhitungkan, penggunaan lampu panel surya ini lebih hemat daripada lampu biasa. PJUTS juga telah terintegrasi dengan baterai. PJUTS ini dibangun untuk menjangkau jalan daerah yang belum terjangkau oleh listrik PLN.

PJUTS akan mendorong transisi energi di Indonesia sejalan dengan yang dilakukan negara-negara di dunia. Dengan pengadaan penerangan jalan umum tenaga surya ini, diharapkan menjadi langkah inovatif pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan. PJUTS juga merupakan pemanfaatan teknologi efisien dalam upaya konservasi energi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Foto: Bureau of Street Lighting Los Angeles


Penggunaan lampu penerangan dengan tenaga surya sendiri sebenarnya telah digunakan di dunia sejak tahun 1970, pasca perang dingin pada mercusuar atau rig offshore yang tidak memiliki jaringan listrik. Namun penggunaan lampu penerangan tenaga surya baru trennya dilakukan berbagai negara sejak Covid-19 melanda dunia, tahun 2020 lalu.

Dilansir spectrumnews1, Los Angeles baru saja mengganti lampu jalannya dengan lampu bertenaga surya yang sudah terintegrasi untuk menciptakan smart city. Lampu panel surya yang digunakan di Los Angeles bahkan bisa mengisi daya mobil listrik, memberikan jaringan internet nirkabel (wifi) dan memonitor kualitas udara.

Presiden Jokowi Dukung Transisi Energi

Presiden Joko Widodo juga telah menetapkan Grand Strategi Energi Nasional. Sebuah agenda yang bertujuan melakukan transformasi energi dan memperkuat green economy, green technology dan green product.

Grand Strategi yang bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan EBT di Indonesia ini akan menjadi Rancangan Undang-Undang (RUU) sedang dipersiapkan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah. RUU tersebut tercantum dalam program legislasi nasional (Prolegnas) 2021 DPR dan ditargetkan tuntas tahun ini.

Sebelumnya, Pemerintah dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) juga telah menetapkan target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.  Dalam konteks tersebut, Pertamina sebagai BUMN energi nasional telah bergerak melakukan transformasi bisnis dengan telah mencanangkan program green energi transition dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

Pertamina telah menetapkan 8 insiatif strategis yang mengandalkan sumber energi yang melimpah di dalam negeri serta mengoptimalkan infrastruktur dari bisnis yang ada. Ke-8 program tersebut meliputi pemanfatan potensi kelapa sawit, mengembangkan proyek biomass menjadi biogas dan bioethanol, pemanfaatan energi panas bumi, pemanfaatan green hydrogen, mengembangkan ekosistem EV, pemanfaatan gas untuk transportasi, EBT untuk pembangkit listrik, dan mengaplikasikan Carbon, Capture, Use and Storage atau CCUS pada beberapa lapangan migas untuk meningkatkan produksi.

Pertamina juga telah mendorong pemanfaatan tenaga matahari untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dengan mengembangkan PLTS di kantor dan wilayah operasi. Sebagai pionir, Pertamina telah membangun PLTS di Kilang Badak dengan kapasitas 4 MW. Kemudian dilanjutkan konstruksi PLTS beberapa area kilang lainnya seperti di Dumai dan Cilacap serta Sei Mangkei. Akhir tahun lalu 2020, Pertamina pun berhasil memasang Solar Rooftop di 63 SPBU.

Foto: Solar Panel Pertamina di Salah Satu Masjid (dok. istimewa)


Selain itu, Pertamina juga memasang PLTS di komplek Gelora Bung Karno (GBK) melalui kerja sama antara Power & NRE Subholding Pertamina dengan Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno. Kerja sama ini merupakan komitmen Pertamina untuk mewujudkan energi bersih.

[nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic