ThePhrase.id – Jika menyebut pengelolaan sampah ramah lingkungan, pasti kita teringat negara Jepang. Negara maju ini memiliki pengelolaan sampah yang disiplin dan teratur yang bisa menjadi panutan untuk negara-negara lain khususnya negara berkembang seperti Indonesia.
Meski memiliki pengelolaan sampah yang disiplin, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan tempat sampah yang jarang di tempat-tempat umum. Hal ini karena trauma masyarakat terhadap peristiwa serangan gas sarin (Sarin Gas Attack) di kereta bawah tanah Tokyo.
Saat peristiwa serangan ini, gas sarin tidak berbau dan tidak berwarna membuat tidak banyak yang menyadarinya hingga merasakan gejalanya dikemudian hari. Serangan ini menimbulkan ribuan korban infeksi dan 14 kematian.
Petugas sampah mengambil sampah di Jepang (Foto: youtube/ Life Where I'm From)
Untuk meredam ketakutan masyarakat, pemerintah Jepang kemudian mengeluarkan banyak tempat sampah dari tempat umum karena berpotensi sebagai tempat menyimpan senjata oleh teroris. Hal ini, kemudian menjadi kebiasaan yang menjadikan Jepang jarang memiliki tempat sampah di tempat umum.
Lantas, bagaimana warga Jepang membuang sampah mereka?
Penanganan Sampah
Masyarakat di Jepang kini telah terbiasa untuk membawa pulang sampah mereka dan memilah atau membuangnya di rumah. Namun, mereka juga tetap dapat menemukan tempat sampah di beberapa tempat umum seperti stasiun, vending machines, taman, atau mal.
Selain minimnya tempat sampah, Jepang juga memiliki sistem penanganan sampah tersendiri di tiap daerahnya. Namun, masyarakat Jepang tidak perlu khawatir karena setiap daerah akan disediakan pengaturan cara pembuangan dan penanganan daerah tersebut.
Kantong khusus sampah berbayar (Foto: resources.matcha-jp.com)
Seperti pada kota zero waste Kakimatsu di Shikoku yang membagi sampah menjadi 45 jenis. Hal ini memang terdengar merepotkan namun dengan pemilahan sampah yang disiplin akan mempermudah pengolahan sampah.
Pemilahan sampah di Jepang menerapkan sistem, 3R yaitu Reduce, Recyle dan Reuse. Sampah ini dibagi menjadi empat kategori utama yaitu sampah yang dapat dibakar (kertas, tissue, plastik pembungkus makanan, sisa makanan, dan sampah dapur), sampah yang tidak dapat dibakar (potongan logam, panci rusak, kaca kaleng, dan botol). Ada juga sampah besar (perabotan rumah tangga, barang eletronik, dan sepeda), dan kategori terakhir yaitu sampah yang dapat di daur ulang (kaleng bekas, botol bekas, koran bekas).
Untuk sampah besar, pemilik sampah wajib menghubungi tempat pengolahan sampah dan harus membayar sejumlah uang untuk bisa membuang sampah besar mereka.
Untuk sampah yang dapat dibakar, pemilik sampah juga wajib menempatkannya di kantong khusus sampah. Kantong ini biasanya dijual di toko maupun supermarket. Jika sampah tidak dibungkus kantong khusus ini saat dibuang maka sampah tidak akan diambil.
Tempat pengumpulan sampah (Foto: youtube/ Life Where I'm From)
Ada dua cara membuang sampah di Jepang, yaitu dengan menaruhnya di tempat pengumpulan atau pengumpulan pintu ke pintu. Tempat pengumpulan sampah ini biasanya dapat ditemukan di lokasi yang kurang padat penduduknya atau di tepi jalan. Sedangkan untuk pengumpulan rumah ke rumah, masyarakat biasnya menaruh kantong sampah di depan rumah yang kemudian akan diambil oleh petugas kebersihan.
Waktu pembuangan sampah juga harus mengikuti jadwal pembuangan yang berbeda-beda di setiap daerah. Misal sampah yang dapat dibakar dapat dikumpulkan pada hari Rabu, sedangkan sampah yang tidak dapat dibakar dapat dikumpulkan pada hari Jumat. Hari penjemputan ini akan tergantung pada area.
Semua sampah yang dibuang juga harus dibersihkan dulu dari kotoran sebelum dibuang. Dengan kondisi sampah yang terpilah dengan baik dan dibuang sesuai jadwal di setiap rumah menjadikan proses pengolahan sampah dan daur ulang sampah menjadi lebih mudah dan tertata.
Tabel cara memilah sampah (Foto: youtube/ Life Where I'm From)
Sampah yang bisa dibakar akan diolah menggunakan insenerator plasma yang mengubah sampah menjadi abu. Abu ini kemudian diolah lagi menjadi eco semen. Selain itu, untuk sampah lainnya akan didaur ulang atau dijadikan kompos.
Bagaimana dengan Indonesia?
Setelah memahami cara pengolahan sampah yang displin dan terjadwal di Jepang, Indonesia sudah saatnya meniru proses penanganan sampah ini. Hal ini karena dengan jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan sampah yang juga besar dan menghasilkan berbagai permasalahan seperti banjir.
Dengan penanganan sampah yang benar dan ramah lingkungan seperti Jepang, akan mengurangi berbagai permasalahan sampah di Indonesia. Pelaksanaan penanganan sampah seperti di Jepang memerlukan pengetahuan pengolahan sampah oleh setiap individu.
Pembuangan sampah di Indonesia yang masih belum tertata (Foto: commons.wikimedia.org/Muhammad Cordiaz)
Sosialisasi dari pemerintah terhadap masyarakat terkait pentingnya mengolah sampah perlu terus dikampanyekan agar masyarakat dapat disiplin dalam pembuangan sampah. [fa]