ThePhrase.id - Sepanjang pandemi covid-19 dengan pembatasan interaksi sosial, sebagian besar masyarakat beralih menggunakan media sosial untuk berinteraksi. Hal tersebut mengakibatkan lonjakan dalam penggunaan media sosial. Namun kini setelah keadaan kembali normal ditemukan berkurangnya penggunaan media sosial.
Direktur komunikasi Brandwatch, Kellan Kelly mengatakan saat pandemi terjadi dan harus melalui lockdown masyarakat terus mencari interaksi sosial secara nyata. Karena pembatasan interaksi sosial maka media sosial menggantikan kebutuhan masyarakat, namun tidak sepenuhnya memenuhi.
Setelah keadaan menuju endemi dan kegiatan termasuk interaksi sosial yang sudah tidak dibatasi, sebagian pengguna media sosial mereevaluasi peran media sosial dalam kehidupannya. Sehingga, masyarakat sudah tidak lagi menghabiskan waktu untuk scrolling di media sosial.
media sosial. (Foto: Unsplash/Jeremy Bezanger)
Hal ini juga diiringi dengan bagaimana media sosial menjadi lingkungan yang buruk atau toxic selama pandemi. Didorong juga dengan menyebarnya informasi-informasi yang salah mengakibatkan sebagian besar menghindari media sosial agar tidak menambah rasa panik dan ketakutan.
Meskipun begitu penggunaan media sosial terus meningkat karena menjadi satu-satunya medium untuk menghindar dari perasaan gelisah dan kesepian yang ditimbulkan dari lockdown dan pandemi.
Terutama dengan pengguna platform baru milik China yaitu TikTok yang mengalami lonjakan pengguna. Media sosial berbasis video ini sangat diminati oleh masyarakat terutama generasi muda. TikTok pun disebut sebagai social entertainment karena konten yang lebih menghibur dibandingkan dengan platform lainnya.
Menurut data dari Sprinkl sebuah platform manajemen pengalaman pelanggan, menyebutkan bahwa terus berkembangnya TikTok dikarenakan reaksi negatif yang dialami oleh pengguna media sosial lainnya salah satunya adalah Facebook.
“Orang-orang mencari sesuatu untuk menghibur diri mereka sendiri dan tidak mudah menemukannya di platform seperti Facebook,” jelas Debra Aho Williamson, analis utama eMarketer.
Beberapa juga menyebutkan bahwa TikTok lebih relevan dengan kehidupan nyata saat ini. Hal ini karena platform tersebut menunjukkan sisi nyata dari kreator. Selain durasi yang pendek, video TikTok dapat dibuat kapan saja dan di mana saja.
Di sisi lain, berkurangnya pengguna media sosial seperti Instagram dan Facebook juga didorong oleh reaksi negatif karena kontennya dinilai toxic dan kurang menghibur. Ditambahkan dengan detoxmedia sosial yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan mental pasca pandemi. [Syifaa]