trending

Penjelasan BMKG Soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Penulis Nadira Sekar
Jul 09, 2024
Foto: Ilustrasi Hujan (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Hujan (freepik.com)

ThePhrase.id - Dalam beberapa waktu belakangan, Jakarta diguyur hujan dalam durasi yang cukup lama. Padahal, seharusnya pada bulan Juli sudah masuk musim kemarau. Lantas, mengapa masih sering hujan meski memasuki musim kemarau?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah di Indonesia memang telah memasuki musim kemarau. Namun, meski statusnya musim kemarau, bukan berarti hujan tidak akan turun sama sekali. Intensitas curah hujan hanya berada di bawah 50 mm per dasarian.

"Betul sebagian besar wilayah Indonesia terjadi di bulan Juli dan Agustus 2024 yaitu sebanyak 77,27%, dimana 63,95% durasi musim kemarau diprediksi terjadi selama 3 hingga 15 dasarian. Meski demikian bukan berarti dalam periode kemarau tidak ada hujan sama sekali, tetapi ada hujan meski kisaran di bawah 50 mm/dasariannya," terang Guswanto di Jakarta, Jumat (4/7).

Dalam sepekan ke depan, Guswanto menambahkan, masih ada potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional dan global yang cukup signifikan, termasuk aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial di sebagian besar wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua. 

Suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia juga berkontribusi dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan.

"Fenomena atmosfer inilah yang memicu terjadinya dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," imbuhnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan akan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Indonesia pada tanggal 5 - 11 Juli 2024. Wilayah yang dimaksud mencakup Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

Andri mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan banjir bandang, terutama bagi yang bermukim di wilayah perbukitan, dataran tinggi, dan sepanjang daerah aliran sungai. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic