ThePhrase.id - Jumlah populasi China yang menurun menjadi topik kekhawatiran dalam beberapa waktu terakhir, dan data terbaru telah memberikan gambaran tentang seberapa signifikan masalah tersebut. Melansir CNBC, pertumbuhan China lebih lambat dari yang diperkirakan, dan ini dapat berdampak pada perekonomian global.
Foto: Ilustrasi China (freepik.com photo by evening_tao)
Biro Statistik Nasional negara itu melaporkan populasi China merosot menjadi 1,412 miliar tahun lalu dari 1,413 miliar pada 2021. Terakhir kali China mengalami pertumbuhan populasi negatif adalah pada 1960-an.
Banyak ahli percaya bahwa kebijakan satu anak China, yang diperkenalkan pada 1980-an, adalah salah satu alasan utama penurunan populasi.
China merevisi kebijakan satu anak menjadi dua pada tahun 2016 dan tiga pada tahun 2021. Namun terlepas dari perubahan tersebut, orang dewasa tampaknya tidak berminat untuk mengikuti kebijakan tersebut dan memiliki lebih banyak bayi.
Faktor lain yang berkontribusi adalah populasi masyarakat lansia China. Seperti dilaporkan oleh CNN, jumlah masyarakat yang berusia 60 tahun atau lebih di China diperkirakan akan mencapai 487 juta pada tahun 2050. Hal ini akan menempatkan tekanan yang signifikan pada sistem keamanan sosial dan kesehatan masyarakat, serta perekonomian secara keseluruhan.
Berdampak pada Ekonomi Global
Penurunan populasi dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi perekonomian global. China telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi global selama beberapa dekade, dan populasi yang semakin menurun dapat menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi negara tersebut. Hal ini, pada gilirannya, dapat memiliki efek domino pada negara-negara lain yang bergantung pada China sebagai mitra perdagangan.
Selain itu, penurunan populasi dapat memiliki implikasi bagi geopolitik global. China telah memposisikan dirinya sebagai kekuatan super global, tetapi populasi yang semakin mengecil dapat membatasi kemampuannya untuk memproyeksikan kekuasaan dan pengaruh di panggung dunia.
Ada juga kekhawatiran tentang dampak sosial yang mungkin terjadi akibat penurunan populasi di China. Tenaga kerja yang semakin kecil dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan kenaikan upah, sementara populasi yang semakin tua dapat menekan layanan sosial dan menyebabkan penurunan standar hidup.
Yang Dilakukan Pemerintah China
Pejabat China telah meningkatkan upaya untuk mendorong keluarga yang lebih besar, termasuk melalui rencana multi-lembaga yang dirilis tahun lalu untuk memperkuat cuti melahirkan dan menawarkan potongan pajak dan fasilitas lainnya untuk keluarga.
Pemimpin China Xi Jinping pun berjanji untuk memperbaiki strategi pengembangan populasi dan mengurangi tekanan ekonomi pada keluarga.
Beberapa tempat bahkan menawarkan insentif uang tunai untuk mendorong lebih banyak kelahiran. Satu desa di provinsi Guangdong selatan mengumumkan pada tahun 2021 akan membayar penduduk tetap dengan bayi di bawah usia 2 setengah tahun hingga $510 per bulan bahkan jumlahnya bisa lebih dari $15.000 total per anak. Tempat lain telah menawarkan subsidi real estat untuk pasangan dengan banyak anak. [nadira]