ThePhrase.id – Kanker payudara merupakan kanker yang paling utama menjangkit wanita di Indonesia dan penyumbang kasus kematian pertama akibat kanker. Namun, pria juga bisa terkena kanker payudara. Meski payudara pada pria tidak memproduksi air susu, tetapi payudara pada pria juga memiliki sel-sel dan jaringan payudara.
Waspada kanker payudara pada pria (Foto: piqsels)
Kanker yang cukup langka diderita pria ini mampu menyerang pria di berbagai usia, meskipun umumnya terjadi pada lanjut usia. Meski hanya sekitar 1% dari total kasus kanker payudara menurut breastcancer.org, pria patut waspada terhadap jenis kanker ini.
Penyebab Kanker Payudara Pria
Meski belum terdapat studi yang jelas mengenai penyebab kanker payudara pada pria namun terdapat beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko seorang pria terkena kanker payudara. Dilansir melalui Hello Sehat, berikut faktor-faktor peningkat risiko kanker payudara pria :
Usia
Pria lanjut usia (Foto: flickr/Theodor Hensolt)
Pertambahan usia pada pria semakin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Hal ini sesuai dengan kasus kanker payudara pria yang sebagian besar dialami oleh pria berusia 60-70 tahun.
Genetik
Gen abnormal atau gen yang bermutasi juga dapat diturunkan dari orang tua kepada anak. Gen mutasi BRCA2 merupakan gen yang mampu meningkatkan risiko seorang pria terkena kanker. Dengan kata lain, apabila seorang pria memiliki orang tua atau anggota keluarga pria dengan riwayat kanker payudara maka ia memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara.
Hormon
Pria cenderung memiliki kadar hormon esterogen yang rendah dan kadar hormon testerogen tinggi. Namun, pada kondisi tertentu, kadar esterogen pada pria dapat berubah menjadi kadar esterogen sehingga hormon esterogen pada pria bisa meningkat.
Sama seperti kanker payudara pada wanita, kadar esterogen yang tinggi mampu meningkatkan risiko kanker payudara pada pria. Beberapa kondisi yang mampu memengaruhi kadar esterogen pria yaitu, terapi hormon, obesitas, gangguan pada organ testis, kecanduan alkohol, dan gangguan hati.
Selain itu, sindrom Klinefelter juga dapat memengaruhi genetik pria. Sindrom langka yang merupakan kondisi bawaan lahir ini membuat pria memproduksi hormon testoteron lebih sedikit dari batas normal.
Pekerjaan yang terkena paparan panas
Ilustrasi pekerjaan dengan paparan panas (Foto: wmky.org)
Beberapa pekerjaan dengan paparan panas dalam jangka lama membuat pria memiliki risiko dua kali lipat terkena kanker payudara. Beberapa contoh pekerjaan tersebut yaitu, tukang las, buruh pabrik baja, pandai besi, dan lain-lain.
Hipotesis awal dari faktor ini adalah bahwa terpaan panas secara konsisten mampu merusak testis dan mengakibatkan ketidakseimbangan kadar hormon testosteron dan esterogen pada pria. Hipotesis lain menyebut bahwa pekerjaan dalam kondisi panas konsisten biasanya melibatkan aktivitas senyawa kimia tertentu yang mampu meningkatkan penyebab pria terkena kanker payudara.
Radiasi
Bagi pria yang dalam jangka panjang pernah menjalani prosedur radioterapi atau menggunakan sinar x-ray dalam dosis tinggi terutama di bagian dada akan berisiko tinggi terkena kanker payudara.
Gejala Kanker dan Pengobatannya
Gejala kanker payudara pada pria umumnya sama dengan wanita, diawali dengan munculnya benjolan pada payudara diarea aerola atau di bawah putting. Benjolan ini kenyal, tidak bergerak dan terkadang tidak menimbulkan rasa sakit.
Puting payudara yang tertarik kedalam, perubahan warna pada puting, munculnya cairan pada puting dan luka atau ruam puting juga merupakan gejala umum bagi kanker payudara. Apabila benjolan maupun gejala ini semakin parah, maka wajib dilakukan diagnosa dan pengobatan yang tepat.
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik awal dan mendiagnosa melalui pemeriksaan mamografi dan biopsi untuk memastikan diagnosa. Melalui diagnosa ini, kanker payudara dapat ditangani berdasarkan tingkat keparahannya.
Robby Purba menjalankan operasi pengangkatan jaringan kanker payudara (Foto: instagram/robbypurba)
Apabila kanker payudara telah menyebar maka jaringan payudara pada pria perlu diangkat melalui operasi. Pembunuhan sel-sel kanker juga dapat dilakukan melalui terapi radiasi. Terapi ini bisa dilakukan sebagai terapi tunggal atau bersamaan dengan terapi lain, seperti operasi.
Untuk kanker payudara pria yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon estrogen, maka dokter akan merekomendasikan terapi hormon untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Selain itu, kemoterapi juga dapat menjadi salah satu cara pengobatan kanker payudara.
Kanker payudara umumnya tidak disadari bagi pria terutama di awal kemunculannya. Pria perlu waspada terhadap perubahan dan keluhan dibagian payudara untuk dapat mendiagnosa kanker ini secara dini. Menurut data Globocan pada tahun 2020 dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah kanker payudara di Indonesia mencapai 396.914 kasus. Dari jumlah tersebut sekitar 1 persen diderita pria. [fa]