ThePhrase.id – Jutaan orang di dunia telah sembuh dari penyakit yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Namun walau berhasil lolos dari penyakit yang dapat menyebabkan kematian tersebut, beberapa penyintas Covid-19 masih mengalami sejumlah gejala yang kerap disebut sebagai “Long Covid”. Gejalanya seperti melemahnya fisik, sesak nafas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman/pengecapan, serta gangguan siklus menstruasi meskipun telah dinyatakan sembuh.
Tak hanya berdampak pada fisik, sebuah studi terbaru dari Saint Louis Health Care System yang dipublikasikan di jurnal “The BMJ” menemukan bahwa beberapa penyintas Covid-19 yang telah sembuh beresiko mengalami gangguan kesehatan mental pada tahun pertama pasca dirinya sembuh.
Studi ini didapatkan berdasarkan data perbandingan dari ratusan ribu penyintas Covid-19 dan jutaan orang yang belum pernah terkena Covid-19. Dari data tersebut, diketahui sejumlah penyintas mengungkapkan bahwa dirinya juga mengalami perubahan suasana hati pasca dinyatakan sembuh.
Ilustrasi penderita Covid-19
Ahli epidemiologi klinis dan asisten profesor di Washington University, St. Louis, Ziyad Al-Aly juga menemukan hal serupa dengan hasil studi yang dilakukan oleh Saint Louis Health Care System tersebut.
“Ini (Covid-19) bukan hanya virus (yang menyerang) pernafasan, itu adalah virus sistemik yang dapat memicu kerusakan dan konsekuensi klinis di hampir setiap organ, termasuk gangguan kesehatan mental dan penurunan neurokognitif,” ujar Ziyad.
Diketahui, kondisi yang mengganggu neurokognitif merupakan sesuatu yang kerap kali menyebabkan gangguan fungsi mental.
Dalam studi tersebut, bersama dengan rekan-rekannya Ziyad menemukan bahwa kelompok penyintas Covid-19 beresiko mengalami gangguan kecemasan sebesar 35%, beresiko depresi sebesar 39%, dan mengalami gangguan tidur 41% lebih tinggi.
Selain itu, tak hanya dapat menimbulkan gangguan fisik dan psikis, Saint Louis Health Care System juga menemukan bahwa para penyintas Covid-19 beresiko lebih tinggi melakukan penyalahgunaan zat-zat terlarang.
Ilustrasi mengalami gangguan mental(Foto: Shutterstock)
Hal ini terlihat dari adanya peningkatan penggunaan antidepresan, benzodiazepine serta pemberian resep opioid (zat untuk meredakan sakit) yang berujung pada meningkatnya penyalahgunaan zat yang diresepkan tersebut sebesar 34%.
Cara terhindar dari Long Covid
Dilansir dari Tempo, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa ada beberapa cara agar para penyintas Covid-19 bisa terhindar dari efek Long Covid, di antaranya menjaga pikiran agar tetap tenang dan tidak stres serta mulai melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga
“Dengan pikiran yang tenang, napas akan menjadi slow dan ini akan mempengaruhi membaiknya fungsi organ-organ vital seperti jantung,” ucapnya.
Selain itu, Agus juga menyarankan para penyintas Covid-19 untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan berhenti merokok agar terhindar dari Long Covid.
Namun apabila hal-hal tersebut telah dilakukan tetapi gejala Long Covid tetap terasa, maka pasien sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter. [hc]