trending

Peringati Hari Anak Nasional, Presiden Jokowi Pakai Topi dan Tas Khas Papua

Penulis Ashila Syifaa
Jul 24, 2024
Presiden Joko Widodo menggunakan topi atau mahkota khas Papua. (Foto: tangkapan layar YouTube/ Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo menggunakan topi atau mahkota khas Papua. (Foto: tangkapan layar YouTube/ Sekretariat Presiden)

ThePhrase.id – Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Istora Papua Bangkit, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Selasa (23/7). 

Bersama anak-anak Papua yang mengenakan pakaian dan aksesori tradisional, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana juga terlihat memakai topi dan tas khas Papua. 

Topi yang dikenakan oleh Presiden Jokowi dan Ibu Iriana adalah topi khas Papua yang memiliki ukiran dan bulu. Bukan sekadar topi biasa, bagi masyarkat Papua sendiri hiasan di kepala tersebut dikenal sebagai mahkota.Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga terlihat menggunakan tas anyaman khas Papua yaitu noken atau minya.

Kerajinan tangan topi atau mahkota tersebut memiliki banyak macamnya, mulai dari motif ukiran dan penggunaan bulu pada mahkota. Topi atau hiasan kepala ini memang tidak memiliki nama khusus, Suku Asmat hanya menyebutkannya sebagai mahkota dan menjadi bagian dari pakaian adatnya. 

Bentuk mahkota tersebut menyerupai sebuah anyaman pucuk daun sagu yang dapat diikatkan ke kepala dengan hiasan bulu burung yang dipasang agar mempercantik mahkota.

Bulu-bulu yang diambil dari burung-burung yang memiliki makna penting bagi masyarakat suku Asmat. Penempatan mahkota di atas kepala juga memiliki makna penting tersendiri. Kepala yang merupakan tempat tertinggi dari manusia memiliki makna meletakkan penghormatan tertinggi kepada alam yang telah memberikan kehidupan.

Selain itum khusus untuk pria suku Asmat, makhota ini merupakan sebuah penghormatan kepada nenek moyang dan leluhur.

Bahkan terdapat satu macam mahkota yang tak boleh dipakau oleh sembarang orang, yaitu yang dihiasi menggunakan bulu Cendrawasih. Mahkota ini menjadi simbol kebesaran Ondoafi (raja). 

Mahkota ini tidak boleh digunakan sembarangan oleh orang di acara-acara seremonial karena makna dan fungsinya yang sakral. Pasalnya, seorang onodafi pun harus memenuhi persyaratan adat untuk dapat mengenakannya.

Sedangkan tas tradisional Papua atau noken juga memiliki makna dan fungsi filosofisnya sendiri bagi masyrakat Papua. 

Tas yang merupakan hasil kerajinan tangan masyarakatnya sendiri tak dianggap sebagai tas namum memiliki beberapa makna. Salah satunya adalah sebagai wadah dan kerajinan tangan yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhurnya.

Noken terbuat dari pohon atau daun yang dianyam, diwarnai dan dihiasi dengan warna dan hiasan yang merupakan hasil kreatifitas para pengerajin. 

Noken banyak digunakan oleh masyarakat Papua di daerah Pegunungan Tengah Papua seperti suku Mee/Ekari, Damal, Suku Yali, Dani, Suku Lani dan Bauzi.

Menariknya lagi, tak sembarang pengrajin tangan boleh membuat noken. Tas tradisional tersebut hanya boleh dibuat oleh pengrajin Papua saja. Bahkan perempuan di Papua sudah diajarkan membuat noken.

Sebagai budaya Papua yang sudah turun termurin diwarisi, noken telah diakui sebagai warisan budaya Dunia tak Berbenda oleh UNESCO. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic