ThePhrase.id - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 yang jatuh pada Senin, 21 Februari 2022 mendatang, Sustaination bersama dengan River Clean Up Indonesia menantang Gen Z kelola sampah. Program ini dikemas dalam HPSN 2022 Challenge.
Foto: Ilustrasi Pengelolaan Sampah (freepik.com People photo created by teksomolika)
Gerakan ini telah dimulai sejak 9 Februari 2022 dan akan berlangsung selama tiga pekan. Melalui Hari Peduli Sampah Nasional 2022, Sustaination menantang masyarakat untuk mengelola sampah yang meliputi mengurangi, memakai ulang, mengompos, dan mendaur ulang sampah.
"Lewat gerakan ini kami ingin meyakinkan teman-teman bahwa semua langkah kita membawa pengaruh langsung," kata PR & Communications Sustaination, Fatima Amira dikutip dari Antara, Sabtu (12/02).
Fatima menambahkan bahwa gerakan tersebut merupakan ajakan kepada masyarakat untuk bergerak melakukan hal kecil untuk perubahan yang besar. Perubahan hal kecil tersebut dapat dimulai dari hal terdekat yang dapat mengubah gaya hidup yang lebih bertanggung jawab kepada lingkungan.
Melalui gerakan ini, Sustaination berharap dapat mendorong masyarakat untuk mengurangi peredaran sampah rumah tangga. Hal ini dilakukan mengingat penuhnya tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia akan sampah. Selain itu, gerakan ini juga diharapkan untuk mendorong masyarakat untuk menggunakan kembali sampah yang masih layak pakai.
HPSN 2022 Challenge juga diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan kompos dan mendaur ulang sampah, sehingga sampah yang ada di lingkungan sekitar bisa berkurang sedikit demi sedikit.
Dalam pelaksanaannya, Sustaination akan membagikan tema yang akan diikuti audiens setiap minggunya lewat akun Instagram resminya. Setiap postingan Instagram Stories yang diberikan oleh audiens akan berkontribusi dalam mengangkat 100 gram sampah di perairan, dan setiap unggahan Instagram Feeds dan Reels akan berkontribusi dalam mengangkat 500 gram sampah di perairan.
HPSN 2022 diharapkan dapat dilakukan oleh para generasi Z dan milenial umur 18-35 tahun yang memiliki keinginan untuk memulai aksi bermakna positif bagi lingkungan.
"Harapannya dapat mengubah persepsi bahwa untuk menjadi 'melek sampah' harus diartikan dengan hidup nol sampah dengan sempurna. Kami yakin dengan membagikan kesadaran lewat jejaring personal kita dapat membuat sebuah kesadaran baru yang dapat diterima dengan lebih mudah secara kolektif," imbuh Fatima. [nadira]