regional

Permainan 17 Agustus Ini Ternyata Warisan Belanda, Bukan Asli Indonesia

Penulis Ashila Syifaa
Aug 16, 2025
Lomba panjat pinang untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. (Foto: infopublik.id/MC Kota Palangka Raya/Andika)
Lomba panjat pinang untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. (Foto: infopublik.id/MC Kota Palangka Raya/Andika)

ThePhrase.id – Perayaan Kemerdekaan Indonesia selalu dimeriahkan dan identik dengan berbagai perlombaan tradisional. Permainan 17 Agustus ini tak pernah absen dalam rangkaian acara peringatan Kemerdekaan Indonesia, namun nyatanya beberapa lomba tradisional yang selama ini kita kenal bukanlah asli Indonesia tetapi warisan Belanda. 

Apa saja itu? Ini 5 permainan 17 Agustus yang memiliki jejak kolonial:

1. Balap Kelereng

Permainan 17 Agustus Ini Ternyata Warisan Belanda  Bukan Asli Indonesia
Perayaan Hari Ratu 1983 di Zuurdijk, Belanda. (Foto: zuurdijk.org)

Lomba balap kelereng merupakan salah satu permainan sederhana yang hampir selalu hadir dalam perayaan 17 Agustus. Meski identik dengan semangat kemerdekaan, permainan ini memiliki jejak warisan dari masa kolonial Belanda.

Dalam tradisi Belanda, terdapat permainan serupa yang dikenal dengan nama eierlopen, yakni balap telur yang diletakkan di atas sendok, dan sendok digigit oleh peserta.

Meski menggunakan alat yang berbeda, di Indonesia menggunakan kelereng dan telur di Belanda, kedua permainan memiliki konsep ketangkasan dan keseimbangan yang sama dan menjadi inti dari permainan ini.

2. Lomba Makan Kerupuk

Permainan 17 Agustus Ini Ternyata Warisan Belanda  Bukan Asli Indonesia
koekhappen di festival rakyat di Church Square, Heemskerk, Belanda, pada tahun 1916. (Foto: Wikimedia Commons)

Sama halnya dengan balap kelereng, lomba makan kerupuk memiliki konsep yang sama dengan permainan tradisional dari Belanda yaitu, koekhappen  atau menggigit kue.

Konsep permainan keduanya sama yaitu dengan mengikat kerupuk dan kue pada tali yang menggantung kemudian peserta akan berlomba-lomba untuk menghabiskannya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.

Kalau lomba makan kerupuk di Indonesia merupakan permainan untuk merayakan kemerdekaan Indonesai, koekhappen dilakukan dalam rangka merayakan Hari Raja (Koningsdag) atau Hari Ratu (Koninginnedag), atau perayaan ulang tahun pemimpin Belanda.

3. Lomba Memasukkan Paku ke Botol

Kalau permainan yang satu ini sama persis dengan permaianan tradisional Belanda bernama spijkerpoepen yang sama-sama menggunakan tali, paku, dan botol. Konsepnya pun sama yaitu berlomba-lomba untuk memasukkan paku ke dalam botol dengan paku yang ditali dan diikat di pinggang sehingga paku menggantung di antara kaki perserta.

Spijkerpoepen yang berarti buang paku, dari kata spijker atau paku, dan poepen atau buang air besar, merupakan permainan kuno yang sering digelar ketika ada perayaan nasional Belanda.

4. Panjat Pinang

Permainan 17 Agustus Ini Ternyata Warisan Belanda  Bukan Asli Indonesia
Lukisan karya Casper Luyken tahun 1690–1710 yang menggambarkan mastklimmen di festival rakyat Belanda. (Foto: Amsterdam Museum)

Mastklimmen merupakan permainan tradisional Belanda yang serupa dengan panjat pinang. Lomba memanjat tiang tinggi ini yang sangat identik dengan perayaan Kemerdekaan Indonesia ternyata sudah ada sejak abad ke-15 di wilayah Belgia dan Belanda, terutama di kota-kota pelabuhan seperti Gent dan Antwerpen

Matsklimmen di Belanda sering dilakukan untuk merayakan Hari Ratu menggunakan tiang kapal atau batang pohon yang dipanjat untuk mengambil hadiah. Namun, ketika dibawa ke Indonesia, matsklimmen menjadi panjat pinang dan sering dijadikan sebagai hiburan oleh elite kolonial, dengan rakyat pribumi sebagai peserta dan penonton sebagai penghibur.

5. Balap Karung

Permainan 17 Agustus Ini Ternyata Warisan Belanda  Bukan Asli Indonesia
Anak-anak bermain zaklopen di Amsterdam, Belanda pada tahun 1932. (Foto: Koleksi Foto Van de Poll)

Balap karung di Belanda dikenal dengan nama zaklopen yang berarti balap karung yang selama ini selalu ada dalam permainan 17 Agustus. Namun, nyatanya asal-usul dan sejarahnya lebih internasional, tak hanya sering dimainkan oleh Indonesia dan Belanda tetapi juga beberapa negara lainnya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, hingga Filipina.

Namun, permainan ini berakar dari Belanda yang dilakukan dalam perayaan Hari Ratu atau Hari Raja. Bahkan, permainan ini sempat dipertandingkan di Olimpiade St. Louis 1904. Atlet AS Mo Farah bahkan disebut sebagai peraih medali emas dengan waktu kurang dari 40 detik untuk jarak 100 meter.

Ketika dibawakan ke Indonesia, zaklopen sudah tidak lagi dimainkan oleh komunitas kulit putih tetapi oleh pribumi yang kemudian menyebar dan berkembang di Indonesia. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic