ThePhrase.id - Persija Jakarta dan empat klub Indonesia disanksi larangan beraktivitas dalam bursa transfer oleh FIFA selama beberapa periode. Ada masalah apa sebenarnya?
Selain Persija, empat tim Tanah Air lainnya yang disanksi FIFA yaitu Persiraja Banda Aceh, Sada Sumut FC, Persikab Kabupaten Bandung, dan Persiwa Wamena.
Persija, Persiraja, Sada Sumut FC, dan Persikab sama-sama di-banned FIFA untuk tiga periode pendaftaran pemain yang bisa berlaku untuk musim 2024-2025 dan 2025-2026.
Banyak yang menduga embargo transfer dari FIFA untuk Persija itu berasal dari kasus Marko Simic yang mengklaim gajinya ditunggak oleh Macan Kemayoran pada dua tahun lalu.
Simic memenangkan gugatan terhadap Persija di FIFA dan Macan Kemayoran harus membayarkan Rp 20,7 miliar. Ujungnya, striker berkebangsaan Kroasia itu malah kembali ke klub kebanggaan The Jakmania ini.
FIFA tidak menjelaskan penyebab empat klub itu dijatuhi hukuman larangan transfer. Akan tetapi, sanksi itu bisa dicabut andai tim-tim itu mampu menyelesaikan administrasi terhadap pemain yang melaporkannya.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga juga masih belum tahu mengenai alasan Persija dan empat klub lainnya disanksi FIFA. Apalagi Sada Sumut adalah klub miliknya.
"Kami belum mendapatkan emailnya jadi belum bisa menanggapi. Katanya itu dikasih ke klub-klub dan kami menunggu karena berbeda-beda," beber Arya.
Akan tetapi, CEO Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Hardika Aji memperkirakan kasus yang menjerat Persija bukan karena masalah dengan Simic pada beberapa tahun lalu.
"Sudah selesai masalah Simic karena kalau belum selesai tidak mungkin dikontrak. Saya mungkin melihat logikanya saja. Putusan FIFA berlaku kan 2024. Cuma rasanya sih hampir pasti itu bukan Simic," beber Hardika.
"Karena dari tanggalnya saja bukan tanggal keputusan ini. Saya belum tahu kasusnya mana saja di setia klub, baru sebagian yang tahu. Jadi saya belum tahu kasusnya seperti apa," lanjutnya.
"Kasusnya apakah pemain dengan klub, kemudian juga apakah masih tahap di DRC atau sudah di Komdis FIFA jadi belum bisa bereaksi secara utuh. Yang pasti sebenanrnya itu simpel, tinggal diselesaikan," tutupnya. (Rangga)