e-biz

Pertumbuhan Energi Terbarukan Dunia Kembali Cetak Rekor

Penulis Haifa C
Dec 11, 2021
Pertumbuhan Energi Terbarukan Dunia Kembali Cetak Rekor
ThePhrase.id – Perkembangan energi global kembali mencetak rekor pada tahun ini.

Menurut International Energy Agency (IEA), sepanjang tahun 2021 terdapat 290 gigawatt kapasitas pembangkit energi terbarukan di seluruh dunia. Sebelumnya, rekor pengembangan kapasitas energi terbarukan secara global hanya sebesar 260 gigawatt.

Dilansir dari The Guardian, perkembangan energi terbarukan yang didominasi dalam bentuk turbin angin dan panel surya tersebut diprediksi dapat mengalahkan energi dari bahan bakar fosil dan energi nuklir pada 2026.

Pertumbuhan yang cukup pesat tersebut diklaim merupakan hasil dari penerapan kebijakan pro iklim dan energi terbarukan serta ambisi berbagai negara di dunia yang mulai mengurangi emisi gas rumah kaca sejalan dengan kesepakatan pada KTT COP26 Glasgow.

Ilustrasi panel turbin angin


Meskipun mengalami perkembangan yang cukup pesat, namun pertumbuhan energi terbarukan ini sebenarnya baru mencapai setengah dari target yang harus dicapai agar emisi nol karbon dapat segera terwujud pada pertengahan abad ini.

Fatih Birol selaku Direktur Eksekutif IEA menyampaikan bahwa rekor tersebut merupakan sebuah pertanda bahwa ekonomi energi global baru mulai tercipta.

“Tingginya harga komoditas dan energi yang kita lihat saat ini menimbulkan tantangan baru bagi industri terbarukan. Tetapi, kenaikan harga bahan bakar fosil juga membuat energi terbarukan semakin kompetitif,” ujar Birol.

IEA memprediksi sekitar 95% dari peningkatan kapasitas pembangkit listrik global hingga akhir 2026 nanti akan didominasi oleh energi terbarukan.

Ilustrasi panel energi surya


Pada tahun ini negara yang paling banyak memasang kapasitas energi terbarukan adalah China dan diperkirakan dapat merealisasikan kapasitas energi angin sebesar 1.200 gigawatt pada tahun 2026 mendatang. Hal ini membuat China mencapai targetnya empat tahun lebih awal dalam mewujudkan puncak emisinya yang semula ditargetkan pada tahun 2030.

Bukan tanpa sebab, upaya ambisius China ini didasari oleh pendapat para analis yang menilai bahwa target puncak emisi China pada tahun 2030 sudah sangat terlambat jika dunia ingin membatasi kenaikan suhu global tak lebih dari 1,5 derajat Celsius. Hal ini dikarenakan “Negeri Tirai Bambu” tersebut merupakan salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia. [hc]

 

 

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic