ThePhrase.id - Hingga tahun 2023 ini, 10 geopark di Indonesia telah masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark. Salah satunya adalah Geopark Maros-Pangkep yang telah diakui menjadi Global Geopark sejak 24 Mei 2023 lalu di Prancis.
Terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Geopark Maros-Pangkep ini terbentang di dua kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Pangkep. Dikenal juga dengan sebutan Taman Bumi Maros-Pangkep
Geopark atau taman bumi sendiri merupakan area warisan geologi signifikan yang memiliki konsep manajemen pengelolaan untuk melindungi (konservasi), memberikan edukasi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Kawasan Geopark Maros-Pangkep ini mencakup 44,6% daratan dan 55,4% perairan dari total luas yang mencapai 5.058 kilometer. Kawasan tersebut terdiri dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di daratan, Taman Wisata Air Kapoposang dan Konservasi Laut Lokal Liukang Tupabbiring.
Di dalam geopark ini terdapat 1.437 spesies flora dan fauna, termasuk 153 spesies endemik yang hanya ditemukan di Sulawesi, serta 52 spesies yang dilindungi dan terancam punah.
Geopark ini merupakan kombinasi dari sistem darat dan perairan pantai, dibangun oleh tiga bentang alam utama, yaitu tower karst, kompleks Bantimala Melange dan Kepulauan Spremonde. Ketiga bentangan alam tersebut yang menjadi salah satu pesona Geopark Maros-Pangkep yang menarik perhatian.
1. Tower Karst (The Karst of Maros Pangkep)
Mengutip laman UNESCO, fenomena alam ini menampilkan perbukitan karst yang megah dan dikenal sebagai “The Spectacular Towers Karst”. Selain itu, area ini memiliki 572 gua yang terdiri dari gua horizontal maupun vertikal, hal ini menunjukan adanya karakteristik speleothem yang luar biasa.
Salah satu gua yang ditemukan memiliki panjang mencapai 27 km yang berfungsi sebagai sistem hidrologi sungai bawah tanah ke doline (danau hasil proses pelarutan batu kapur yang membentuk cekungan).
Uniknya lagi, telah ditemukan 332 jenis artefak prasejarah di dalam gua-gua tersebut. Salah satunya adalah temuan tertua yang diketahui telah berumur 45.5000 tahun yaitu lukisan babi yang ditemukan di gua Leang Tedongnge.
2. Komplek Bantimala Melange (The Thrust Melange of Bantimala Complex)
Dahulu kawasan ini merupakan area tektonik, berumur kira-kira 70-135 tahun yang lalu. Formasi ini menjadi bukti penting dari evolusi awal pulau Sulawesi yang juga berkontribusi pada pemahaman mengenai tektonik global pra-tersier. Kini, kawasan tersebut terdiri dari bebatuan metamorf, batuan sedimen laut salam, dan blok tektonik kerak samudera.
3. Kepulauan Spremonde (The Coral Reef Islands of Spermonde Archipelago)
Kepulauan Spremonde juga dikenal sebagai Kepulauan Sangkarang yang berarti Kumpulan Karang sekitar 120 pulau yang terletak di lepas pantai barat daya Sulawesi Indonesia lebih tepatnya di segitiga Terumbu Karang.
Menurut UNESCO, warisan geologis ini menampilkan keterkaitan fitur darat dan laut dalam satu wilayah dan menjadi contoh hingga kontribusi terhadap pemahaman evolusi paleogeografi Sulawesi. [Syifaa]