trending

Peternakan Babi di China Sebabkan Tahu dan Tempe Langka, Mengapa?

Penulis Haifa C
Feb 22, 2022
Peternakan Babi di China Sebabkan Tahu dan Tempe Langka, Mengapa?
ThePhrase.id – Tahu dan tempe kini mulai langka di Indonesia, terutama di wilayah Jabodetabek yang disebabkan oleh mogoknya para pengrajin kedua jenis bahan pangan tersebut selama 3 hari ke depan. Hal ini dikarenakan oleh harga kedelai yang terus menanjak.

Selain itu, para pengrajin tersebut juga berencana untuk meminta izin kepada pemerintah untuk menaikkan harga kedua jenis makanan kegemaran masyarakat Indonesia tersebut agar tidak menimbulkan protes dari para konsumen.

Lantas, apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi?

Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengungkapkan bahwa reformasi peternakan babi di China rupanya menjadi salah satu faktor utama atas naiknya harga kedelai tersebut.

Hal ini disebabkan karena China kini tengah melakukan reformasi peternakan babi pasca terjadinya wabah demam babi Afrika pada tahun 2018-2019 lalu yang membuat bisnis peternakan hewan tersebut hancur di Negeri ‘Tirai Bambu’ itu.

Ilustrasi peternakan babi


"Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya. China beralih ke Amerika diborong. Kedelai kita itu untuk tahu tempe biasanya dari Amerika. Karena diborong harga melonjak, ditambah pandemi," ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan, seperti yang dikutip dari Detikfinance (20/02/2022).

Selain itu, Oke juga mengatakan bahwa tak hanya karena berkurangnya pasokan kedelai dari Amerika dan melonjaknya harga kedelai dunia, namun logistik yang mengalami kenaikan biaya juga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga kedelai.

"Pandemi itu biaya logistik naik empat kali lipat. Sehingga harga kedelai naik, dan jatuhnya kedelai di kita naik," imbuh Oke.

Kenaikan harga kedelai sudah mulai terjadi sejak bulan Agustus 2021 lalu, namun tahun ini kenaikan harga kedelai justru menjadi semakin tinggi.

Ilustrasi pengrajin tahu (Foto: Kompas)


“Kami tidak produksi karena sudah sepakat dengan teman-teman, minimal (mogok) tiga hari. Kami sangat keberatan harga harga kacang (kedelai) tinggi sekali. Masa sehari bisa sampai dua kali naiknya,” ujar Kasturi selaku pengrajin tempe di Cikarang Utara, Bekasi, dilansir Pikiran Rakyat.

Meskipun beberapa pengrajin tahu dan tempe ingin meminta izin pemerintah untuk menaikkan barang dagangannya tersebut, namun Kasturi mengatakan bahwa menaikkan harga bukanlah solusi yang tepat.

“Kami ingin subsidi lagi pemerintah, ditangani lagi oleh Bulog, jangan naik terus. Kami tidak memaksa harga sangat dimurahkan, tapi asalkan jangan naik. Karena kalau kami mau naikin harga juga enggak mungkin. Kami menjual juga bingung. Kalau dinaikin dibilangnya mahal, kalau enggak naik harga produksinya enggak sesuai,” imbuh Kasturi. [hc]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic