ThePhrase.id - Petinggi Otorita IKN (OIKN), Mohamed Ali Berawi mengundurkan diri dari jabatannya setelah bekerja sebagai Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN sejak bulan Oktober 2022.
Ali Berawi yang akrab disapa Ale telah mengirimkan surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono pada Jumat (7/2) lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Kepala OIKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Pantouw yang menjelaskan bahwa alasan pengunduran diri tersebut sebagaimana surat pengajuan dari dekan Universitas Indonesia (UI).
“Prof M Ali Berawi, Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan berstatus penugasan dari Universitas Indonesia sejak 13 Oktober 2022,” ucap Troy dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (12/2), dikutip Liputan6.
Diketahui, Ale sebelumnya memang berstatus sebagai Guru Besar atau Profesor Fakultas Teknik UI, yang kemudian mendapat pengalihan tugas untuk bekerja sebagai petinggi OIKN.
Troy juga mengungkapkan bahwa surat tersebut juga menyebutkan bahwa Ale akan kembali mengajar sebagai dosen di Fakultas Teknik UI, yang akan memulai kegiatan perkuliahan pada semester genap Tahun Ajar 2024/2025.
“Sesuai dengan Surat Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia Nomor S-252/UN2.F4.D/SDM.07/2025 Tanggal 7 Februari 2025, mengajukan permohonan pengembalian penugasan Prof M Ali Berawi untuk kembali bertugas melaksanakan Tri Dhrama perguruan tinggi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia,” jelasnya.
Ale mengaku bahwa dirinya bangga pernah bertugas di OIKN dan memastikan seluruh program master plan mengenai pembangunan IKN akan terus berlanjut.
“Semua master plan, blue print, guidelines, dan sebagainya yang telah kita siapkan dan sosialisasikan ke publik dalam membangun IKN dengan mengedepankan 5 principles utama: IKN sebagai green, resilient, sustainable, inclusive dan smart city dapat terus kita implementasikan,” tandas Ale dalam keterangannya.
Ia kemudian menyampaikan harapannya agar setiap program yang telah dirancang baik aspek fisik (hardware), pengembangan teknologi (software), hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dapat terus dijalankan.
Menurutnya komitmen, konsistensi, dan keberlanjutan menjadi hal penting untuk meneruskan membangun ekosistem, serta masa depan Indonesia yang lebih baik. (Rangga)