sport

Piala Dunia 2026 Terancam Gelombang Panas, Kick-off Diminta Jam 9 Pagi

Penulis Rudi Priyana
Jul 02, 2025
Foto: FIFA
Foto: FIFA

Thephrase.id - Pakar fisiologi ekstrem, Prof. Mike Tipton dari Universitas Portsmouth, mengusulkan agar FIFA mempertimbangkan menggelar final Piala Dunia 2026 pada pukul 09.00 pagi waktu setempat demi menghindari risiko kesehatan akibat suhu ekstrem di musim panas Amerika Utara.

Pernyataan ini disampaikan menyusul gelombang panas yang melanda wilayah timur Amerika Serikat pada akhir Juni 2025. Di New York, suhu sempat menembus 39 derajat celcius, mencetak rekor baru untuk bulan tersebut.

Stadion MetLife, yang dijadwalkan menggelar delapan pertandingan termasuk partai final, berada tepat di wilayah terdampak. Sebagian besar stadion yang akan digunakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tidak memiliki atap atau pendingin ruangan.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap kesehatan pemain, ofisial, dan penonton, apalagi jika pertandingan tetap digelar siang atau sore hari.

Prof. Tipton menilai waktu terbaik menggelar pertandingan adalah pagi hari. Meski menyadari tantangan logistik yang ada, ia menekankan pentingnya keselamatan.

"Risiko kesehatan tidak hanya pada pemain, tapi juga penonton yang mungkin jauh lebih rentan," tegasnya dilansir dari BBC.

Asosiasi pesepak bola dunia, FIFPRO, juga mendesak adanya pendekatan lebih fleksibel dalam menjadwalkan pertandingan. Mereka melihat Piala Dunia Antarklub 2025 sebagai "peringatan dini" setelah beberapa pertandingan berlangsung dalam suhu dan kelembapan tinggi yang membahayakan.

FIFPRO mendorong agar waktu istirahat babak pertama diperpanjang menjadi 20 menit dalam kondisi panas ekstrem. Mereka juga menyarankan agar pertandingan ditunda jika suhu WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) melewati 32 derajat celcius, berbeda dengan kebijakan FIFA yang baru mewajibkan cooling break pada titik itu.

 

Piala Dunia 2026 Terancam Gelombang Panas  Kick off Diminta Jam 9 Pagi
Foto: FIFA

Data dari peneliti Queen's University Belfast mengungkap bahwa 14 dari 16 stadion Piala Dunia 2026 berisiko mengalami suhu yang berbahaya. Kota seperti Miami dan Monterrey disebut sebagai lokasi paling rawan, karena tidak dilengkapi sistem pendingin.

FIFPRO menilai enam kota yaitu Kansas City, Miami, Monterrey, Houston, Dallas, dan Atlanta sebagai zona risiko sangat tinggi. Sementara hanya San Francisco dan Vancouver yang dianggap relatif aman dari stres panas.

Kekhawatiran bukan hanya soal panas. Partai Piala Dunia Antarklub 2025 antara Chelsea dan Benfica di Charlotte sempat ditunda dua jam karena badai petir. Ini menjadi penundaan keenam akibat cuaca selama turnamen, dan menambah kekhawatiran publik soal kesiapan Amerika Serikat menjadi tuan rumah.

Catatan sejarah juga menunjukkan betapa berbahayanya kondisi cuaca ekstrem di Amerika Serikat. Pada Piala Dunia 1994, kiper Timnas Irlandia, Packie Bonner, pernah bermain di suhu 41 derajat celcius di Orlando. Ia mengaku kehilangan hampir 5 kg berat badan hanya dalam satu sesi latihan.

FIFA mengklaim telah menerapkan sejumlah langkah preventif selama Club World Cup seperti cooling break dan penambahan fasilitas air minum. Akan tetapi, dengan hanya lima stadion beratap dari total venue yang digunakan, tekanan terhadap FIFA untuk memprioritaskan keselamatan dibanding kepentingan komersial diprediksi semakin meningkat menjelang Piala Dunia 2026. (Rudi)

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic