ThePhrase.id – Dalam KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, Presiden Joko Widodo menyampaikan berbagai kebijakan di Indonesia untuk menghadapi transisi ekonomi dan energi.
"Presiden menegaskan, transisi ekonomi dan energi akan berjalan lebih cepat jika terdapat kerja sama internasional, investasi, dan teknologi hijau yang affordable," ucap Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
Presiden Jokowi berbicara di depan para pemimpin dari berbagai negara di dunia setelah pimpinan dari Spanyol, Mauritania, dan Amerika Serikat menyampaikan pidatonya.
Selain itu, Indonesia juga kini sudah mulai melakukan pengembangan kendaraan listrik, membangun tenaga surya terbesar di Asia Tenggara dan mengembangkan industri berbasis energi bersih di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri terbesar di dunia, serta memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti biofuel.
Presiden Jokowi berpidato di KTT COP26, Glasgow, Skotlandia (Foto: BPMI Setpres)
"Tetapi, hal itu tidak cukup. Kami, terutama negara yang mempunyai lahan luas yang hijau dan potensi dihijaukan serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari negara-negara maju," tutur Jokowi.
Tak hanya menyampaikan berbagai macam upaya Indonesia untuk segera melakukan transisi energi, Jokowi juga mengatakan bahwa Indonesia akan terus menjalankan pembiayaan iklim dan inovatif seperti pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan juga sukuk hijau.
Presiden ke-7 Indonesia ini juga mengatakan bahwa penjalinan mitra dengan negara maju terkait penyediaan dana merupakan sebuah game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi berbagai negara berkembang di dunia terhadap perubahan iklim.
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah CEO perusahaan Inggris (Foto: BPMI Setpres)
Dalam rangkaian acara tersebut Jokowi telah melakukan pertemuan dengan beberapa CEO perusahaan Inggris. Jokowi mengungkapkan mengenai berbagai macam upaya yang dilakukan oleh Indonesia demi memenuhi komitmen kontribusi nasional.
Menlu Retno juga menjelaskan bahwa pertemuan itu telah menghasilkan komitmen investasi hingga 9,29 miliar dolar Amerika atau sekitar 132,4 triliun rupiah. Menurutnya, investasi tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari investor Inggris terhadap Indonesia.
"Pertemuan berlangsung dengan sangat baik, selain karena adanya hasil konkret investasi, juga karena investasi difokuskan pada investasi hijau," tandas Retno. [hc]