ThePhrase.id - Presiden RI, Prabowo Subianto menekankan bahwa kemerdekaan dan kenegaraan Palestina harus segera diakui ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/9) waktu setempat.
Dalam pidatonya, Prabowo mengapresiasi negara-negara terkemuka di dunia yang telah menyatakan sikapnya untuk mendukung kemerdekaan Palestina, seperti Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan lainnya. Menurutnya, mereka telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar
“Pengakuan negara Palestina merupakan langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar. Bagi mereka yang belum bertindak, kami katakan sejarah tidak berhenti, kita harus mengakui Palestina sekarang,” ujar Prabowo di hadapan para peserta KTT.
Prabowo mengatakan bahwa mengakhiri perang harus menjadi prioritas saat ini, demi menghentikan bencana kemanusiaan yang sampai saat ini masih berlangsung di Gaza, Palestina.
Presiden menegaskan Indonesia mengutuk keras segala tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, bahkan banyak di antaranya merupakan wanita dan anak-anak yang menjadi korban tewas.
Ia menilai berkumpulnya perwakilan sejumlah negara dalam KTT PBB menjadi momentum untuk bersama-sama mengemban tanggung jawab historis, yang tidak hanya menyangkut nasib Palestina, melainkan juga masa depan Israel dan kredibilitas PBB.
Pada kesempatan yang sama, Prabowo kembali menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi dua negara dalam masalah Palestina. Menurutnya, solusi tersebut memiliki peluang sangat besar untuk menciptakan perdamaian.
Ia menyatakan bahwa Indonesia siap mengakui negara Israel, apabila negara tersebut mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina.
“Kita harus menjamin kenegaraan Palestina. Tapi, Indonesia juga menyatakan bahwa apabila Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, (maka) Indonesia akan segera mengakui negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan bagi Israel,” tegas Prabowo, yang kemudian mendapat respons tepuk tangan dari peserta KTT.
Presiden menyoroti Deklarasi New York yang sebelumnya disahkan oleh Majelis Umum PBB pada Jumat (12/9) lalu, telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian.
“Kenegaraan harus berarti perdamaian. Pengakuan harus berarti kesempatan nyata menuju perdamaian abadi. Perdamaian sejati haruslah untuk semua pihak, untuk semua golongan,” tandasnya. (Rangga)