tech

Pionir Artificial Intelligence Mundur dari Google dan Peringatkan Bahaya AI

Penulis Nadira Sekar
May 12, 2023
Foto: Ilustrasi Kecerdasan Buatan (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Kecerdasan Buatan (freepik.com)

ThePhrase.id - Geoffrey Hinton, yang dijuluki sebagai ‘Godfather of AI’ atau salah satu pionir dari kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence mengumumkan bahwa ia telah meninggalkan pekerjaannya di Google agar dapat membicarakan tentang bahaya dari teknologi yang ia telah kembangkan. 

Karyanya tentang jaringan saraf menjadi landasan bagi sistem kecerdasan buatan yang memungkinkan banyak produk yang ada saat ini, termasuk ChatGPT yang tengah populer di kalangan masyarakat saat ini. Meskipun dirinya telah bekerja paruh waktu di Google selama satu dekade untuk mengembangkan teknologi AI, ia mengaku mulai merasa khawatir tentang dampak teknologi tersebut dan perannya dalam memajukannya.

Geoffrey Hinton menjelaskan bahwa ia tidak meninggalkan Google untuk secara khusus mengkritik perusahaan tersebut, tetapi untuk dapat berbicara dengan bebas tentang risiko AI. Dalam sebuah twit, ia menyatakan bahwa ia pergi agar dapat membicarakan bahaya AI tanpa terpengaruh oleh dampak bagi Google, dan menambahkan bahwa Google saat ini telah bertindak dengan tanggung jawab.

Ia juga menegaskan bahwa usianya juga mempengaruhi keputusannya untuk meninggalkan Google karena ia berusia 75 tahun dan merasa sudah waktunya untuk pensiun.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, dirinya menyatakan kekhawatirannya tentang chatbot, dengan menyebutkan bahwa beberapa potensi bahayanya sangat menakutkan. Ia mengakui bahwa saat ini chatbot belum lebih cerdas dari manusia, tetapi ia berpikir bahwa dalam waktu dekat chatbot bisa menjadi lebih cerdas. 

Ia juga menyebutkan bahwa chatbot seperti GPT-4 sudah melampaui manusia dalam hal pengetahuan umum dan penalaran sederhana. Geoffrey memperingatkan bahwa kita perlu khawatir tentang kemajuan cepat AI dan dampaknya pada masyarakat. 

Dalam artikel yang dirilis New York Times, Dr. Hinton menyebut adanya kekhawatiran akan "aktor jahat" yang akan mencoba menggunakan kecerdasan buatan untuk melakukan "hal buruk". Ketika ditanya oleh BBC untuk menjelaskan lebih lanjut, ia menggambarkan skenario terburuk di mana seorang aktor jahat dapat memberi robot kemampuan untuk membuat sub-tujuan mereka sendiri. 

Ia menambahkan bahwa kecerdasan buatan yang kita kembangkan sangat berbeda dari kecerdasan manusia dan dapat memungkinkan chatbot untuk memiliki pengetahuan yang jauh lebih banyak daripada satu orang.

Saat ini kita sedang berada di atas kereta yang melaju kencang, dan kekhawatiran yang hadir adalah suatu saat nanti kereta itu akan mulai membangun relnya sendiri.

[nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic