lifestyle

Placebo Effect: Penjelasan, Awal Mula, Hingga Faktor yang Berperan

Penulis Rahma K
Mar 19, 2023
Placebo Effect: Penjelasan, Awal Mula, Hingga Faktor yang Berperan
ThePhrase.id – Apakah kamu pernah mendengar istilah placebo effect? Hal ini berhubungan dengan dunia medis atau kedokteran dan merupakan sebuah efek yang timbul dari mengonsumsi suatu pengobatan yang disebut placebo.

Placebo itu sendiri merupakan sebuah pengobatan yang tidak memiliki dampak apapun. Obat ini dikatakan juga sebagai penanganan 'palsu' karena tidak memiliki kandungan  obat sesuai penyakit. Dilansir dari laman Kemenkes, obat placebo tidak mengandung bahan aktif atau efek samping kegunaan bagi pasien.

Bentuknya berupa tablet, kapsul maupun cairan injeksi yang diinjeksikan pada tubuh. Di dalamnya terdapat kandungan berupa tepung gula atau larutan garam. Bahkan, beberapa hanya berisi air putih.

Placebo berasal dari bahasa Latin yakni, placere yang berarti untuk menyenangkan, dan turun menjadi placebo yang berarti 'I shall be pleased' (saya akan senang).

Obat placebo. (Foto: Wikipedia/Elaine and Arthur Shapiro)


Dengan demikian, pengobatan ini bermaksud sebagai obat 'kosong' yang memiliki tujuan untuk membuat pasien yang menderita sebuah penyakit dan mendapatkan obat ini merasa dirinya akan sembuh atau 'senang' dengan mengonsumsi placebo.

Bagaimana bisa?


Dilansir dari laman Harvard Health Publishing di bawah Harvard Medical School, dikatakan bahwa pikiran manusia merupakan alat penyembuh yang ampuh ketika diberikan 'kesempatan'. Otak dapat meyakinkan tubuh bahwa sebuah obat atau perawatan adalah nyata dan merangsang penyembuhan.

Dalam kata lain, placebo jika dikonsumsi oleh orang yang tidak mengetahui bahwa obat tersebut merupakan obat kosong akan bekerja seperti obat pada umumnya. Tetapi, orang yang sakit ini harus memiliki harapan dan pikiran akan sembuh jika mengonsumsi obat placebo ini.

Inilah yang disebut dengan placebo effect. Efek yang timbul karena keyakinan seseorang bahwa sebuah pengobatan dapat menyembuhkannya dan rasa percaya pada obat tersebut.

"Placebo effect lebih dari sekadar berpikir positif, (tetapi) meyakini (bahwa sebuah) pengobatan atau prosedur akan berhasil. Ini tentang menciptakan hubungan yang lebih kuat antara otak dan tubuh dan bagaimana mereka bekerja sama," ujar Profesor Ted Kaptchuk dari Beth Istael Deaconess Medical Center yang terafiliasi dengan Harvard.

Ilustrasi mengonsumsi obat placebo. (Foto: pexels/JESHOOTS.com)

Awal mula digunakannya obat placebo


Selama bertahun-tahun, efek plasebo dikatakan sebagai pertanda sebuah kegagalan. Karena, obat palsu ini kerap digunakan sebagai obat pembanding dalam uji coba studi obat.

Sebagai contoh, sebuah penelitian ingin menguji kemanjuran sebuah obat. Maka obat tersebut akan diuji cobakan pada dua kelompok. Kelompok pertama akan diberikan obat yang tengah diuji coba, dan kelompok kedua akan diberikan placebo.

Peserta uji coba akan diobservasi untuk melihat apakah obat yang diuji bekerja atau tidak dari reaksi mereka. Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, dikatakan bahwa jika keduanya memiliki reaksi yang sama, baik sebuah peningkatan atau bukan, maka obat tersebut dikatakan tidak bekerja.

Namun, para ahli kemudian melihat dari sisi lain bahwa reaksi terhadap obat placebo bukan semata-mata bukti sebuah pengobatan tidak berhasil. Tetapi, timbul spekulasi bahwa mekanisme atau pengobatan non-farmakologis mungkin ada.

Faktor-faktor yang berperan pada placebo effect


Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam menciptakan efek plasebo yang dirasakan oleh pasien. Beberapa di antaranya adalah:

Ilustrasi obat placebo. (Foto: pexels/Miguel Á. Padriñán)


1. Reaksi hormon

Placebo dapat memicu pelepasan hormon endorfin, di mana endorfin memiliki struktur yang mirip dengan morfin dan obat penghilang rasa sakit. Endorfin sendiri merupakan hormon yang berperan sebagai penghilang rasa sakit alami dan bertanggung jawab atas perasaan senang.

Selain endorfin, placebo juga merangsang otak memproduksi dopamine, oksitosin dan serotonin yang memberikan efek yang sama, yakni mengurangi nyeri dan memberikan perasaan tenang.

2. Kepercayaan

Reaksi di atas muncul dengan syarat bahwa pasien harus percaya bahwa pengobatan yang diberikan akan efektif dan memberikan kesembuhan.

3. Hubungan tenaga medis dan pasien

Poin kedua juga berhubungan dengan poin ketiga, yakni hubungan tenaga medis dan pasien. Nada suara, pemilihan kata, bahasa tubuh, hingga kontak mata dengan tenaga medis seperti dokter dan suster dapat membuat seorang pasien percaya bahwa obat yang diberikan akan memberikan efek.

4. Pengenalan penyakit

Sebelum mengonsumsi obat placebo dan mendapatkan efeknya, pasien juga harus mengenal penyakitnya terlebih dahulu. Selain itu, pasien juga harus percaya pada penyebab dari penyakitnya merupakan penyebab medis seperti diabetes melitus. Percaya penyakitnya berasal dari gaya hidup dapat membuat pengobatan placebo tidak efektif. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic