ThePhrase.id – Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono optimis Sandiaga Uno miliki peluang 99% menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang akan dampingi calon presiden (capres) usungan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.
“Yang satu persennya itu takdir Allah,” Mardiono usai hadiri acara Pelantikan Pimpinan Pusat Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) 2023-2027 di Graha Universitas Negeri Surabaya, Minggu (30/7) dikutip Antaranews.
Mardiono memaparkan bagaimana rekam pengalaman Sandiaga Uno di bidang politik, yaitu saat maju sebagai cawapres dampingi Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dampingi Anies Baswedan.
Selain itu Sandiaga juga disebut sosok pebisnis sejati. Kedua hal tersebut, menurut Mardiono merupakan nilai yang cukup untuk menggambarkan rekam jejak Sandiaga yang merupakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP.
Oleh sebab itu, lanjutnya, duet Ganjar-Sandiaga menjadi komposisi yang pas untuk menjadi suksesor Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Kami semua berdoa apa yang menjadi cita-cita kami semua diizinkan dan kami serahkan bersama kepada Allah,” imbuh Mardiono.
Mardiono juga menyatakan bahwa komunikasi dengan PDI Perjuangan saat ini berlangsung baik, harmonis, dan intens.
Meskipun memutuskan untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres dan mengusung Sandiaga Uno sebagai cawapres, Plt Ketua Umum PPP itu menyatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak bubar. “Saya menyatakan KIB tidak bubar, KIB masih tetap ada,” ujar Mardiono.
Ia menuturkan terbentuknya KIB karena didasari oleh adanya kesepahaman bersama antara dua partai yaitu Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengenai aspek kesuksesan pemilihan umum dan keberlanjutan pembangunan Indonesia.
Konteks “Indonesia Bersatu” pada nama koalisi tersebut, menurutnya merupakan cerminan bahwa seluruh masyarakat memiliki tanggung jawab melanjutkan estafet pembangunan, salah satunya dengan cara menjaga kesuksesan pemilu.
“Pemilu 2024 itu barometer Indonesia, jadi kalau berhasil insyaallah Indonesia akan melompat menjadi negara maju tetapi kalau sampai gagal itu akan menjadi hambatan utama,” tukasnya. (Rangga)