trending

Polusi Udara Jakarta Memburuk, Kasus ISPA Terus Meningkat

Penulis Nadira Sekar
Aug 15, 2023
Foto: Ilustrasi Polusi Udara (dok. ThePhrase.id)
Foto: Ilustrasi Polusi Udara (dok. ThePhrase.id)

ThePhrase.id - Dalam beberapa waktu belakangan ini, DKI Jakarta menjadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir pada Senin (14/8) pukul 10.00, nilai indeks kualitas udara Ibu Kota tercatat di angkat 153 atau kategori tidak sehat dengan konsentrasi PM2.5 11.8 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. 

Buruknya kualitas udara di Jakarta membuat sejumlah warga menderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA. Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan kasus ISPA terpantau fluktuatif sepanjang 2023 dengan rata-rata 100.000 warga Jakarta terjangkit ISPA setiap bulannya. 

"Hanya 0,9 persen warga DKI Jakarta terkena batuk, pilek, ISPA/pneumonia setiap bulannya rata-rata 100.000 kasus dari 11 juta penduduk," ucap Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangan, Jumat (11/8).

Ngabila memaparkan data kasus selama bulan Januari sebanyak 102.609 kasus. Pada bulan Februari, angka kasus meningkat menjadi 104.638 kasus, sementara pada bulan Maret mencapai 119.734 kasus. Jumlah kasus pada bulan April mencapai 109.705. Meskipun terjadi penurunan kasus pada bulan Mei menjadi 99.130, namun angka kasus kembali mengalami kenaikan pada bulan Juni menjadi 102.475 kasus.

Ia juga menjelaskan bahwa kasus ISPA sebenarnya memiliki pola yang sama dari tahun ke tahun di mana kasus akan mulai meningkat pada September dan puncaknya pada bulan Oktober dan November. 

Walaupun polusi udara yang buruk memberikan kontribusi terhadap kasus ISPA, keprihatinan Ngabila justru terfokus pada penyakit-penyakit yang lebih berbahaya yang muncul sebagai akibat dari polusi udara. Hal ini dikarenakan ISPA  lebih sering dihubungkan dengan perubahan iklim.

"Dampak polusi udara biasanya lebih banyak ke penyakit kronis ataupun penyakit tidak menular seperti radang paru, PPOK, asma dan penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung," katanya.

Ia mengajak masyarakat untuk selalu menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Selain itu, warga diminta untuk menjaga pola makan dan tetap mengalokasikan waktu untuk berolahraga.

Tentang ISPA

ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan atas, yakni hidung dan tenggorokan, akibat virus dan bakteri yang masuk ke tubuh. Penularan ISPA bisa terjadi melalui sentuhan, bersin, atau batuk dari satu orang ke orang lain. Gejala ISPA mencakup hidung tersumbat, batuk, sakit kepala, dan demam.

Walaupun pada dasarnya ISPA tidak berbahaya dan bisa sembuh dalam beberapa hari atau minggu, jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:

  1. Sinusitis: Merupakan peradangan pada sinus yang bisa terjadi akibat infeksi di bagian lain dari sistem pernapasan.
  2. Infeksi Telinga: Infeksi saluran pernapasan atas juga bisa menyebabkan sakit telinga. Virus atau bakteri dari saluran pernapasan atas dapat menyebar dan menginfeksi telinga tengah, menyebabkan penumpukan cairan di belakang gendang telinga.
  3. Infeksi Mata (Konjungtivitis): Virus atau bakteri dari saluran pernapasan atas juga dapat menyebar ke mata dan menyebabkan konjungtivitis atau mata merah. Gejala pernapasan seperti batuk atau sakit tenggorokan seringkali menyertai kondisi ini.
  4. Pneumonia: Beberapa virus dan bakteri penyebab ISPA juga dapat menyebabkan pneumonia. Bakteri yang umumnya menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae, sementara virus seperti influenza dan respiratory syncytial virus (RSV) juga bisa mengakibatkan kondisi ini.

[nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic