features

Prabowo Jadi Tukang Cuci Piring?

Penulis Aswandi AS
Jun 11, 2024
Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto. (Foto: Instagram/prabowo)
Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto. (Foto: Instagram/prabowo)

ThePhrase.id - Setelah Euforia kemenangan Pilpres 2024  berlalu,  kini Prabowo Subianto, presiden terpilih bersiap untuk menjalankan pemerintahan setelah pelantikan dan serah terima jabatan pada bulan Oktober mendatang.  Tapi ada yang menilai bahwa Prabowo adalah presiden yang hanya kebagian bersih-bersih dan cuci piring kotor yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya.  Mengapa Prabowo disebut akan jadi tukang cuci piring? Apa benar Prabowo yang sudah memenangkan pilpres setelah 3 kali ikut berlaga, bersedia menjadi pencuci piring?

Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu,  dalam cuitannya, tanggal 9 Juni 2024, mengatakan, tahun 2025 mendatang Prabowo akan segera dapat warisan berupa utang yang ditingggalkan oleh Jokowi.

Dalam akun X pribadinya, @msaid_didu, dia menyatakan : “Presiden terpilih Pak @prabowo, tahun 2025 langsung dapat warisan harus bayar utang sebesar Rp. 1.400 triliun. (pokok Rp. 800 T dan bunga Rp. 600 triliyun). Belum termasuk bayar utang BUMN yang jumlahnya diperkirakan lebih dari Rp.1.000 triliun”.

Sejumlah akun merespon cuitan ini dengan mengatakan Prabowo akan jadi tukang cuci piring dan bersih-bersih dari masalah yang ditinggalkan oleh pemerintahan Joko Widodo. Seperti akun @tanmago243 yang merespon cuitan Said Didu dengan kalimat:  kebagian jadi tukang cuci piring dan bersih-bersih.  Kasihan, ngebet jadi  presiden tapi dikasih kapal pecah.  

Berdasarkan data Kementerian Keuangan RI, per 30 April 2024, total utang negara yang jatuh tempo pada tahun 2025 mencapai Rp800,33 triliun. Nilai ini berasal dari utang surat berharga negara (SBN) sebesar Rp705,5 triliun dan utang pinjaman sebesar Rp100,19 triliun.  Nilai itu jauh lebih tinggi dari nilai utang jatuh tempo pada tahun 2024 ini, yakni sebesar Rp434,29 triliun.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani tingginya utang jatuh tempo itu disebabkan pandemi COVID-19. Saat itu Indonesia membutuhkan hampir Rp1.000 triliun tambahan belanja, saat penerimaan negara turun 19% karena aktivitas ekonomi berhenti.

"Jadi kalau tahun 2020, maksimal jatuh tempo dari pandemi kita itu semuanya di 7 tahun dan sekarang konsentrasi di 3 tahun terakhir 2025, 2026 dan 2027, sebagian di 2028. Nah ini lah yang kemudian menimbulkan persepsi kok banyak sekali utang numpuk," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (6/6/2024)

Ucapan Sri Mulyani menegaskan bahwa selama 3 tahun  awal masa pemerintahannya  Prabowo harus melanjutkan membayar kewajiban atas utang-utang yang ditinggalkan Jokowi yang telah jatuh tempo.  

Proyek Staregis Nasional

Prabowo Jadi Tukang Cuci Piring
Ilustrasi: IKN. (Foto: Instagram/ikn_id)

Selain masalah utang, Prabowo disebut akan menjadi tukang cuci piring  karena banyaknya proyek ambisius Jokowi yang  masuk kategori PSN (Proyek Strategis Nasional) yang akan diserahkan kepada Prabowo untuk dilanjutkan. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan ada 16 PSN yang akan diserahkan kepada Prabowo.  Dari 16 PSN itu, 14 berupa proyek dan 2  berbentuk program.  Salah satu dari 14 PSN itu adalah pengembangan Pantai Indah Kapuk Tropical Concept, sebuah kawasan perumahan mewah di pantai utara Banten yang berhadapan dengan kepulauan seribu.

Airlangga menyebut 16 PSN itu tidak menggunakan APBN, hanya perlu percepatan izin dan fasilitas terkait lahan.  “Kemudian terkait fasilitas agar pembiayaannya lebih cepat,” kata Airlangga di Jakarta, 14 Mei 2024.

Selain 14 PSN yang tidak dibiayai oleh APBN, juga ada proyek strategis nasional yang masuk dalam prioritas yang dianggarkan dari APBN seperti  Bendungan Karang Nongko di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur dan Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Keberadaan proyek-proyek warisan Jokowi ini, disebut sebagai penyebab besarnya defisit dalam rancangan APBN 2025.

Anggota Badan Anggaran DPR RI Dolfie Othniel Fredric Palit mengatakan jumlah belanja dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mencapai Rp3.500 triliun. Selain itu, APBN yang kelak dilaksanakan oleh pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu dirancang memiliki defisit Rp600 triliun.

Dolfie mempertanyakan apa dasar  pemerintah Jokowi  menyusun rancangan APBN 2025 mencapai Rp3.500 triliun, padahal  kabinet Prabowo-Gibran belum terbentuk.

"Pertanyaannya ini belanja siapa Pak? Menteri-menteri tidak punya visi-misi, yang punya visi-misi itu presiden," kata Dolfie saat rapat pembahasan rancangan APBN 2025 di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, (4/6/2024), yang dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Pemerintahan Jokowi memperlebar defisit pada RAPBN 2025  yakni sebesar Rp600 triliun atau  kisaran 2,45% hingga 2,82% dari produk domestik bruto (PDB).  Angka ini lebih besar dibandingkan tahun 2024 di mana defisit dipatok hanya 2,29% dari PDB dan pada tahun 2023 sebesar 1,82% dari PDB.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, defisit yang melebar tersebut dikarenakan adanya keberlanjutan sehingga program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya. "Tematiknya presiden terpilih mengusung tema keberlanjutan," ujar Suharso kepada para wartawan di DPR RI,  Selasa (4/6/2024).

Kalau benar tema keberlanjutan yag diusung oleh Prabowo dilaksanakan secara konsisten maka selama satu periode atau lima tahun ke depan, Prabowo  hanya memiliki dua tugas pokok, bayar utang dan menyelesaikan proyek warisan Jokowi.  Dengan kata lain, Prabowo benar-benar akan jadi tukang cuci piring setelah pesta selesai. Orang lain yang berpesta menikmati segala kenikmatan dan kegembiraan, pencuci piring kebagian untuk membersihkan dan merapikan kembali perabot dan ruangan yang berantakan.  

Pertanyaannya, apa iya Prabowo mau jadi tukang bersih-bersih, sementara dia sendiri memiliki program sendiri, seperti makan siang gratis dan program lain yang dijualnya ke publik selama kampanye pada pilpres lalu.  Makan siang gratis sendiri atau apapun nama program itu kemudian akan menghabiskan dana sebesar Rp450 triliun.  Jumlah yang cukup besar di tengah kesulitan keuangan negara saat ini.

Kita tunggu saja, apa benar keberlanjutan akan berjalan  di pemerintahan Prabowo-Gibran? atau hanya strategi untuk memenangkan pemilihan? Ukurannnya sederhana,  proyek-proyek  warisan Jokowi akan diteruskan atau dibiarkan seperti piring kotor yang dibiarkan mangkrak. Wallahu’alam. (Aswan AS)

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic