ThePhrase.id - Bakal calon presiden (capres) usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengatakan dirinya termasuk bagian dari dinasti yang ingin mengabdi untuk rakyat Indonesia.
“Kita dinasti merah-putih, kita dinasti patriot, kita dinasti yang ingin mengabdi untuk rakyat. Kalau dinastinya Pak Jokowi ingin berbakti untuk rakyat, kenapa? Salahnya apa?” ujar Prabowo saat jumpa pers usai menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Jakarta, Senin (23/10).
Hal tersebut merespons isu yang sedang menjadi perbincangan publik terkait dinasti politik yang menyeret namanya dengan bakal calon wakil presiden (cawapres) usungan KIM, Gibran Rakabuming Raka, yang diketahui merupakan putra Presiden RI Joko Widodo.
“Semua dinasti, Bung. Semua dinasti. Kita jangan cari yang negatif lah, cari yang positif. Orang ingin berbakti, apa salahnya? Ya, kan?” imbuh Prabowo.
Prabowo juga menjelaskan bahwa dirinya yang termasuk bagian dari dinasti, karena merupakan anak dari seorang begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo, memiliki kakek Margono Djojohadikusumo, dan paman yang gugur dalam membela Republik Indonesia.
Menurutnya, jika dinasti Jokowi ingin mengabdi untuk rakyat, maka hal tersebut bukanlah suatu kesalahan dan tidak perlu dibawah ke arah negatif.
“Jadi berpikir yang baik lah, berpikir positif,” tukasnya.
Berbeda pandangan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan riwayat dinasti politik sudah lewat dan tidak menarik untuk digunakan dalam sistem demokrasi di Indonesia.
“Dinasti politik ini akan habis riwayatnya, ya, perubahan ini akan menerkam semua hal-hal yang berbau predator,” ujar Aboe Bakar Alhabsyi di DPP PKS, Jakarta, Minggu (22/10) malam, dikutip Antaranews.
Ia menegaskan bahwa dinasti politik yang bersifat sewenang-wenang akan segera menghilang dan digantikan oleh gelombang perubahan.
“Tidak menarik, sudah lewat riwayatnya. Dinasti politik akan pudar, waktu gelombang itu akan datang, dan gelombang kemenangan bersama perubahan,” tandasnya.
Sekjen PKS itu menilai masyarakat Indonesia saat ini sudah cukup cerdas dalam memilih pemimpin bangsa selama lima tahun ke depan, dan tak mudah terpengaruh dengan dinasti politik. (Rangga)