ThePhrase.id - Kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka rencanakan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Komandan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Muhammad Arief Rosyid menyebut bahwa Prabowo akan bersilaturahmi ke Megawati, karena Ketum PDIP tersebut pernah menjabat sebagai Presiden RI, bahkan Prabowo pernah maju sebagai cawapres Megawati pada Pilpres 2009.
“Tentu saja Pak Prabowo punya histori juga sejak 2009. Jadi tentu saja kita berharap Pak Prabowo sebelum menjadi presiden bisa bersilaturahmi denngan pimpinan-pimpinan yang ada,” ucap Arief di Jakarta Selatan, Minggu (25/2) dikutip Antaranews.
Hal tersebut disampaikan ketika menjelaskan pertemuan Prabowo dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas pada Jumat (23/2) lalu.
Ia mengatakan pertemuan itu bertujuan untuk meneruskan kelanjutan dari para Presiden RI sebelumnya, serta ingin mendemgar masukan dari mantan presiden tersebut.
“Pak SBY ini seniornya Pak Prabowo dan tentu Pak Prabowo berkali-kali menyampaikan bahwa beliau itu menghormati dan ingin meneruskan kebaikan dari presiden-presiden sebelumnya, baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup. Yang masih hidup ada Pak Joko Widodo sekarang tentu saja, kemudian ada Pak SBY dan Bu Megawati Soekarnoputri,” tukas Arief.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengatakan bahwa rencana pertemuannya dengan Megawati merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi sebagian besar masyarakat.
“Barangkali bisa tanya sama Mbak Mega, kalau dari saya kan sudah beberapa kali saya katakan bahwasanya komunikasi antara saya dengan Mbak Mega itu adalah komunikasi yang tetap, barangkali amat sangat dibutuhkan,” ujar Paloh di Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat (23/2).
“Dibutuhkan oleh katakanlah sebagian besar, saya bisa katakan, masyarakat yang menginginkan bagaimana kita bisa duduk bersama untuk melihat masa depan bangsa ini,” lanjutnya.
Paloh menyatakan pertemuan yang masih belum dapat dipastikan kapan akan dilakukan tersebut untuk membahas terkait pengguliran hak angket yang merupakan hak konstitusional, yang wajib untuk dihormati dan hargai.
“Kan sayang sekali kita, ada hak konstitusional diinisiasi, siapapun itu, barangkali saat ini ialah kawan-kawan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), misalnya,” imbuhnya.
“Sikap kita, dalam hal ini pendukung Mas Anies dan Cak Imin dalam Koalisi Perubahan, jelaslah memberikan support, memberikan katakanlah dukungan,” jelas Paloh.
“Saya pikir mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi, mudah-mudahan ya. Barangkali apakah Mbak Mega sudah mempunyai waktu, pikiran, kondisi yang tepat, ya itu terserah Mbak Mega,” tandasnya. (Rangga)