ThePhrase.id - Melalui ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 sesi kesembilan yang di gelar di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Minggu (21/5), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan kepada para pemimpin negara untuk berani melakukan revolusi besar agar perang dapat dihentikan untuk menciptakan perdamaian dunia. Presiden Jokowi menilai perang pada akhirnya hanya akan mengorbankan rakyat.
“Sebagai pemimpin kita harus punya keberanian dan kemauan melakukan revolusi besar untuk bawa perubahan dan perbaikan agar perang dapat dihentikan,” ujar Presiden Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan bahwa semua pihak menginginkan dunia yang sejahtera, stabil, dan damai. Namun, situasi saat ini tidak sesuai dengan harapan tersebut.
“Distrust makin tebal, rivalitas makin meruncing, perang dan konflik masih terjadi di mana-mana,” imbuhnya.
Selain itu, di tengah berbagai krisis global yang semakin mengkhawatirkan, Presiden Jokowi menilai bahwa upaya kolektif dalam mengatasi perang belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Dalam kesimpulan pernyataannya, Presiden menekankan bahwa perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran adalah tanggung jawab dan tujuan bersama. Oleh karena itu, Presiden mengajak pemimpin dunia untuk melakukan perubahan.
“Mari bersama lakukan perubahan,” tandas Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga turut mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia terus mendukung upaya perdamaian di Ukraina dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi jembatan perdamaian.
Sementara itu, Presiden Zelenskyy mengungkapkan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian di Ukraina. Dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi adalah salah satu pemimpin negara pertama yang mengunjungi Kyiv saat Ukraina menghadapi situasi sulit.
Selama pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga membahas isu pangan, yang sebelumnya telah dibicarakan di Kyiv beberapa waktu lalu. Presiden Jokowi menyatakan dukungannya terhadap perpanjangan Inisiatif Black Sea Grain.
“Saya sambut baik perpanjangan Black Sea Grain Initiative selama 2 bulan. Ini sangat penting untuk kelancaran rantai pasok gandum dunia,” ungkapnya.
Selain isu pangan, pertemuan juga membahas bantuan kemanusiaan. Indonesia telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam perbaikan salah satu rumah sakit di Ukraina.
"Pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan Bank Dunia dan Kementerian Kesehatan Ukraina terkait hal ini," tandasnya.
[nadira]