trending

Prevalensi Stunting Indonesia Turun di Bawah 20 Persen untuk Pertama Kalinya

Penulis Nadira Sekar
Nov 14, 2025
Foto: Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2025 (dok. Kementerian Kesehatan RI)
Foto: Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2025 (dok. Kementerian Kesehatan RI)

ThePhrase.id - Indonesia mencatat pencapaian bersejarah dalam upaya menurunkan angka stunting nasional. Untuk pertama kalinya, prevalensi stunting berhasil turun di bawah 20 persen, tepatnya menjadi 19,8 persen pada tahun 2024. 

Provinsi Jawa Barat turut mencatat penurunan paling signifikan, dengan angka prevalensi yang turun sebesar 5,8 persen.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam  Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Stunting di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (12/11). “Alhamdulillah, pada tahun 2024 prevalensinya sudah turun menjadi 19,8 persen. Angka ini turun signifikan dalam 10 tahun terakhir, tetapi target kita harus turun jauh lebih rendah lagi,”  ujarnya.

Budi menjelaskan bahwa penurunan angka stunting ini merupakan hasil kerja sama lintas sektor, bukan hanya upaya satu lembaga. Penanganannya dilakukan secara menyeluruh dari tingkat pusat hingga desa, dengan dukungan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan para relawan Posyandu.

Ia juga menyebut dua kunci utama dalam menekan angka stunting, yaitu menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil agar bebas dari anemia, serta memastikan balita mendapat asupan protein hewani yang cukup, terutama pada usia 12 hingga 24 bulan.

“Masalahnya di ibunya. Itu sebabnya di kesehatan programnya lebih banyak, kita mau arah ibunya juga. Jangan sampai kurang gizi, jangan sampai dia anemia. Setelah itu, anak-anak juga harus mendapat makanan tambahan dengan cukup protein hewani,” jelas Budi.

Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menyoroti pentingnya penggunaan data yang akurat dan pelaksanaan program yang disiplin agar intervensi stunting semakin tepat sasaran.

Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menambahkan bahwa peran kepala daerah menjadi faktor penentu. “Peran kepala daerah itu kunci. Kepala daerah yang mendapatkan penghargaan adalah yang lincah berkolaborasi, dari preventif sampai kuratif. Kolaborasi dengan semua pihak harus terus diperkuat agar target 14 persen di tahun 2029 tercapai,” ujarnya. [nadira]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic

Link slot terpercaya situs slot gacor hari ini Situs Link SLot Gacor slot gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor